PEKANBARU (RIAUPOS.CO) Peristiwa tembok sekolah rubuh kembali terjadi. Kamis (7/1) sekitar pukul 09.00 WIB, tembok di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 121 di Jalan Cut Nyak Dien, Kecamatan Sukajadi, roboh. Seorang murid tak sadarkan diri karena tertimpa reruntuhan tembok.
Korban diketahui bernama M Salman Paris. Hingga malam tadi, Salman disebutkan belum sadarkan diri dan dirawat di ruang ICU RS Awal Bros Ahmad Yani. Ia mengalami gegar otak medium dan badan lebam.
Pantauan Riau Pos di lokasi kejadian, tembok yang roboh memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dan lebar 80 centimeter. Tembok batu bata itu didirikan di antara pagar pintu gerbang dengan tembok plang sekolah.
Tembok kecil itu seperti sengaja didirikan untuk menutup celah sehingga tidak ada yang bisa lewat di antara pagar gerbang dengan plang sekolah.
Dari sisa-sisa tembok yang rubuh, tidak terlihat besi penyangga sebagai penguat tembok. Tembok hanya dibangun dari susunan batu bata dan disemen serta dicat putih.
Zaki (8), teman korban yang melihat langsung peristiwa tersebut mengatakan, pada saat itu mereka baru saja keluar kelas saat jam istirahat. Melihat pagar besi sedang tertutup rapat, korban kemudian memanjat tembok dari dalam.
“Kejadiannya pukul 09.00 WIB. Ada abang-abang yang diikutinya. Saat itu pagar sudah goyang juga. Tidak beberapa lama kepalanya ditimpa pagar, kakinya juga luka,” ujar Zaki kepada Riau Pos.
Kemudian datang seorang ibu yang melihat kejadian itu dan langsung menolong korban dengan membawa korban ke RS Awal Bros.
Yeni, seorang wali kelas SDN 121 Pekanbaru mengatakan, akibat peristiwa tersebut, bagian kepala dan badan korban terlihat luka.
Namun, dari keterangan yang ia dapatkan, saat itu kepala korban tidak ada mengeluarkan darah. Kepala sekolah setelah mendapatkan informasi tersebut langsung ke rumah sakit melihat kondisi korban.
“Keluarganya sudah kami beri kabar. Peristiwa itu terjadi pada saat keluar main,” ungkapnya.
Eva (46), orang tua Salman, hanya bisa pasrah menerima kecelakaan yang dialami anaknya. Ditemui di depan ruangan ICU RS Awal Bros Ahmad Yani sekitar pukul 19.00 malam tadi, ia tampak tertunduk lesu didampingi kerabatnya.
Hingga malam tadi, putra bungsunya tersebut belum juga sadarkan diri. Menurut keterangan dokter yang ia dapatkan, anaknya mengalami gegar otak medium.
“Kata dokter, kepala belakang anak saya retak dari belakang sampai ke pipi kanan,” kata Eva dengan nada sedih.
Ia sangat menyayangkan peristiwa tersebut terjadi. Ke depannya, ia berharap agar hal tersebut menjadi perhatian Pemerintah Kota Pekanbaru.
“Kasihan dia. Saat itu dari keterangan yang saya dapatkan, kepalanya terbentur dua kali. Awalnya dia jatuh ke semen lalu ditimpa tembok,” ujarnya sambil berharap anaknya bisa selamat.
Sementara itu, Kapolsek Sukajadi Kompol Zulfa ditemui di lokasi kejadian mengatakan, hingga saat itu, korban belum siuman.
“Banyak luka yang dialami korban. Kepala dan badannya lebam,” kata Zulfa.
Pihaknya telah meminta katerangan dari teman-teman korban yang melihat kejadian.
“Korban dirawat di ruang ICU. Belum diketahui sudah sadar atau belum. Akibat peristiwa ini dalam waktu dekat kami akan panggil pihak sekolah,” ungkapnya.
Pada saat itu juga, pihak sekolah langsung merobohkan empat unit tembok lainnya yang tidak menggunakan besi penyangga.
Seperti diketahui, peristiwa tembok sekolah robOh juga pernah terjadi di Kecamatan Bukit Raya. Tepatnya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 141 di Jalan Tengku Bey, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Rabu, 14 November 2018.
Akibat dari peristiwa itu, dua pelajar meninggal dunia. Sejumlah pengendara sepeda motor luka-luka.
Kapolsek Bukit Raya Kompol Pribadi saat dikonfirmasi kemarin mengatakan, proses kelanjutan kasus itu telah mereka serahkan ke Polresta Pekanbaru. ‘‘Kami telah menyerahkan penanganannya ke Polresta Pekanbaru sejak beberapa hari lalu,” kata Pribadi.(yls)
(Laporan SAKIMAN, Kota)