PEKANBARU

Waspadai Baby Boom

Pekanbaru | Jumat, 08 Januari 2016 - 13:06 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)-Sebanyak 250 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Jurusan Sosiologi Fisipol Unri mengikuti pembekalan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Aula Fisipol Unri, Kamis (7/1).

Menurut Pelaksana Harian (Plh) Kepala Perwakilan BKKBN Riau Joniwar SE MSc, persoalan besar di bidang kependudukan yang dihadapi negara saat ini berada pada level remaja. Ini sebagai akibat terjadinya ledakan penduduk  akibat kelahiran.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

’’Dengan membengkaknya jumlah penduduk di usia 1-17 tahun saat ini, maka negara ini tetap akan menghadapi dilema yang terkait dengan  pemenuhan keperluan hidup. Baik persoalan pendidikan, mendapatkan pekerjaan yang layak, layanan kesehatan yang memadai, masalah pangan maupun sandang dan perumahan layak huni,’’kata Joniwar.

Persoalan kependuduan, katanya, harus segera diatasi secara bersama-sama. Sebab, jika hanya mengandalkan negara melalui dinas instansi terkait sangat sulit, karena persoalannya sangat dilematik, yang mencakupi semua sendi-sendi kehidupan.

’’Makanya perlu keikutsertaan masyarakat, tokoh agama, kalangan civitasi akademika termasuk mahasiswa yang akan ber-KKN di seluruh pelosok Riau in,’’tuturnya.

Ditambahkannya, sampai 2030, Indonesia akan berhadapan dengan persoalan kelayakan hidup rakyat Indonesia. ’’Sebab penduduk yang saat ini berusia 1-17 tahun akibat baby boom, nanti otomatis  berada pada kelompok usia produktif yang juga akan dihadapkan dengan persaingan merebut lapangan pekerjaan.

’’Bagi yang mampu tentu tidak masalah, namun yang lain akan tersingkir dan ini akan jadi beban negara,’’tuturnya.

Selain itu jumlah penduduk usia 1-17 tahun yang banyak saat ini juga berpotensi menyumbang jumlah penduduk lainnya akibat kelahiran di masa mendatang. Sebab mereka pasti akan berumah tangga dan menghasilkan keturunan. Jika ini tidak dikelola sebaik mungkin melalui program Keluarga Berencana, dipasti akan terjadi baby boom yang sangat besar. ’’Pertanyaannya, apakah setelah 2030 nanti tidak ada masalah penduduk,’’kata Joniar.

Indonesia tetap menghadapi permasalah baru, yakni terjadinya pembengkakan penduduk usia lansia. ’’Jika ini tidak dimenej sejak sekarang, Indonesia yang saat ini berada pada posisi empat jumlah penduduk terbanyak di dunia tetap akan berkutat dengan persoalan kependudukan. Makanya perlu keikutsertaan kalangan kampus, termasuk mahasiswa  KKN,’’ujarnya lagi.

Di lapangan nanti para mahasiswa diharapkan mampu terlibat langsung dalam kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama dengan perangkat pemerintah terendah untuk mencarikan solusi persoalan kependudukan ini.

Namun secara umum, persoalan itu tetap bermula dari tingkat keluarga. Persoalan-persoalan satu keluarga menggambarkan bagaimana tingkat kehidupan suatu kampung, desa atau kecamatan. Bak dari segi pemenuhan kebutuhan hidupnya maupun soal layanan kesehatan, jumlah anggota dalam satu keluarga, dan sebagainya.

’’Kami dari BKKBN akan memberikan pemahaman dan gambaran persoalan kependudukan dan keluarga berencana di Riau sehingga para mahasiswa yang akan KKN ini bisa secara bersama beraktivitas di tempat KKN nanti,’’katanya.

Sementara itu, Ketua Jurusan Sosiologi Fisifol Unri Indrawati berterimakasih kepada BKKBN Riau yang telah bersedia memberikan bekal bagi mahasiswa KKN. ’’Ini suatu bekal yang tidak bisa diukur dengan rupiah. Sebab, bekal dan pengalaman yang akan dibagikan ke mahasiswa ini akan berguna tidak hanya semasa ber KKN saja tapi juga setelah menamatkan kuliah dan kembali kemasyarakat nantinya.(nto/yaq)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook