PEKANBARU

Korban DBD Berjatuhan

Pekanbaru | Jumat, 08 Januari 2016 - 11:08 WIB

SEORANG ibu berlari pelan keluar dari rumahnya. Sembari menggendong bayinya dengan kain, ia tampak menutup hidung dan terus menjauhi rumahnya. Wanita bernama Hasni tersebut mencari tempat aman. Pasalnya, rumahnya yang berada di Asrama Karkam RT 06 RW 04 Tanjung Rhu tengah dilakukan fogging atau pengasapan.

Bukan hanya Hasni, ratusan

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

suai SOP, fogging dilakukan jika ada kasus DBD di wilayah tersebut. Untuk di asrama ini, tahun ini mengalami peningkatan kasus dengan jumlah penderita DBD sekitar 10 orang. Meski begitu, perlu diingat, fogging ini bukanlah solusi dari DBD. Solusi ampuhnya ialah menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Dengan lingkungan bersih otomatis perkembangbiakkan nyamuk aides aigepty juga bisa berkurang,” ungkapnya.

Untuk itu ia juga mengimbau warga agar meningkatkan kesadaran mereka dalam menjaga lingkungan dan menerapkan PHBS. Gotong-royong juga harus dilakukan minimal satu kali dalam satu pekan untuk mengurangi pertumbuhan nyamuk dan menjaga lingkungan tetap bersih. Dikatakannya, wali kota juga telah rutin menggalakkan gotong royong Ahad pagi tersebut di berbagai RT/RW yang ada di Pekanbaru untuk mengurangi kasus DBD.

Untuk tahun 2015 sendiri, dikatakannya kasus DBD yang terdata berjumlah 516 kasus. Dan yang tertinggi ada di Kecamatan Tampan dengan 83 temuan kasus di pekan ke-52. Oleh karena itu, Jumat (8/1) giliran Kecamatan Tampan pula yang mendapat fogging dari Diskes.

Selain fogging dan gotong-royong, Diskes juga mengaku rutin membagikan bubuk abate ke masyarakat untuk mencegah DBD. ”Ya disetiap ada kegiatan gotong-royong bersama, kami juga selalu menyelipkan pembagian bubuk abate gratis kepada masyarakat,” tambahnya.

Melihat kasus DBD yang terjadi saat ini, ia meminta masyarakat bisa bertanggung jawab dan berperan untuk menjaga kebersihan lingkungan mereka masing masing.

”Jika ada yang belum menerapkan PHBS, kami harap untuk segeralah menerapkannya demi kesehatan bersama. Nyatanya ada beberapa kelurahan yang sebelumnya merupakan endemis DBD, kini aman dari ancaman nyamuk tersebut.Sebab, mereka benar benar menerapkan PHBS dan kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih akan hal tersebut. Semoga bisa dicontoh bagi kelurahan dan lingkungan lainnya,” tutup Kadis.(cr3/yls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook