PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Tidak adanya trafic light (lampu lalu lintas) dan banyaknya jalan berlubang menjadi penyebab terjadinya kemacetan panjang di berbagai arah di perempatan Garuda Sakti. Apa lagi tidak adanya petugas pengatur lalu lintas di sana, sehingga pengendara berebut jalan yang mengakibatkan sering terjadinya kecelakan lalu lintas. Yang sering terjadi antara mobil dengan pengendara motor.
Seperti dikatakan Iwin (58), tukang ojek yang kesehariannya mangkal persis di sisi kiri perempatan tersebut mengaku, hampir setiap hari terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh tingginya volume kenderaan yang lalu lalang, tidak sesuai dengan besarnya jalan tersebut.
"Bayangkan saja kalau pagi begini, atau sore hari kenderaan meningkat. Orang berebut jalan tanpa memikirkan keselamatan. Tiap hari pasti ada yang bersenggolan," kata Iwin kepada RIAUPOS.CO, Kamis (7/10/2021).
Kata Iwin, selain jalan sempit dan badan jalan banyak berlubang. Ditambah lagi truk-truk besar dengan muatan puluhan ton menambah semerautnya kondisi lalu lintas jalan tersebut.
"Truk besar ini kan harusnya tidak boleh masuk sini. Harusnya ada jakan khusus karena jika dia lewat hampir semua badan jalan habis sama mereka," tuturnya.
Keluhan yang sama juga dirasakan Agus Salim (60), dia meminta kepada pemerintah agar segera mencari solusi terbaik. Bahkan dianjuga sepakat dengan wacana pembangunan fly over yang dinilai efektif mengurai kemacetan dan menekan angka kecelakanan.
"Jakan satu-satunya dengan pembangunan fly over itu. Lihat saja Pasar Pagi itu dulu macetnya seperti apa sebelum dibangun fly over. Sekarang lancar-lancar saja," sebutnya.
Namun, sebelum rencana fly over itu terealisasi, dia berharap ada langkah pasti pemerintah untuk itu, seperti mengaktifkan trafic light dan petugas lalu lintas di sana.
"Tentu pembangunan fly over itu kan butuh waktu agak lama ya. Tapi untuk sekarang bisa dulu aktifkan lampu lalu lintas dan petugas di sani. Setidaknya berkuranglah (kemacetan,red)" pungkasnya.
Laporan: Yusnir (Pekanbaru)
Editor: Erwan Sani