PEKANBARU (RP) - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru diminta tidak memberikan kesempatan lagi kepada pedagang yang melanggar aturan, termasuk Pedagang Pasar Jongkok HR Soebrantas. Namun Pemko harus menyertai dengan solusi, dan tidak main gusur saja.
Hal ini ditegaskan Sekretaris Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Syamsul Bahri SSos kepada Riau Pos, Kamis (6/6).
Dia mengimbau kepada pedagang Pasar Jongkok Soebrantas supaya dapat mengikuti instruksi Pemko ini untuk pindah ke tempat yang sudah disiapkan, dan Pemko pun didesak untuk melakukan pembangunan pasarnya dengan baik dan layak untuk berjualan.
‘’Jangan berikan kesempatan lagi kepada pedagang berjualan di tempat yang melanggar aturan itu, kepada tim yustisi juga kami minta terus lakukan pengawasan dan penertiban. Tidak hanya di Pasar Jongkok Soebrantas, pedagang yang di trotoar dan juga di lokasi yang lain juga harus ditertibkan. Tapi harus ada solusinya, tidak main gusur saja,’’ tegasnya.
Kepada pedagang yang masih membandel, diminta juga untuk patuh dan tidak keras kepala. Karena tempat yang selama ini
dijadikan tempat berjualan itu melanggar aturan, dan merampas hak orang lain.
‘’Ikuti saja kebijakan Pemko itu, tidak juga akan baik jika ada aksi kucing-kucingan dengan petugas. Ini tidak akan menguntungkan, baiknya isi saja Pasar Purwodadi itu,’’ imbau politisi Demokrat ini.
Karena menurut Syamsul, dengan memindahkan pedagang ke Purwodadi Pemko bukan menyengsarakan, justru ingin menata supaya lebih baik di tempat yang baik pula.
‘’Jadi memang perlu kesadaran dan kearifan pedagang lagi, untuk apa juga bersikeras karena tempat itu akan selalu diawasi oleh tim yustisi,’’ katanya lagi.
Dijelaskannya, sebentar lagi masuk bulan puasa, momen pindah itu akan sangat baik.
'’Ini momen yang sangat baik sekali untuk pindah, karena pada Ramadan nanti, para pedagang akan memiliki peluang saat membuka pasar Ramadan di lokasi Pasar Purwodadi ini, secara tidak langsung, pedagang akan menyosialisasikan bahwa pada malam hari Pasar Purwodadi juga akan ramai,’’ sebut Syamsul.
Dijelaskan lagi, memang diakui Syamsul kondisi ini tejadi karena adanya aksi pembiaran dari Pemko terhadap pedagang ini, saat masih sedikit tidak ditertibkan, dan ketika sudah ramai baru ditindak.(gus)