ANJUNGAN KAMPAR - KOMPLEKS BANDAR SERAI

Lahan Gersang Kini Jadi Kebun Produktif

Pekanbaru | Senin, 07 Mei 2018 - 13:08 WIB

Lahan Gersang Kini Jadi Kebun Produktif
HIJAU: Salah satu sudut area Pekanbaru Berkebun di lingkungan Anjungan Kampar Bandar Seni Raja Ali Haji (Bandar Serai) tampak asri setelah ditanami dengan beragam jenis tanaman, Ahad (6/5/2018). cr9/Mirsal/Riau Pos

(RIAUPOS.CO) - Di kompleks Bandar Serai, selain ada Anjungan Seni Idrus Tintin (ASIT), juga terdapat beberapa bangunan miniatur rumah adat seluruh kabupaten/kota di Riau. Ada Anjungan Indragiri Hilir, Rokan Hilir, Kampar, dan sebagainya.

Namun ada yang berbeda di Anjungan Kampar. Di sekeliling anjungan ada berbagai jenis tanaman mulai dari bunga, sayuran, hingga buah-buahan. Bahkan pada bagian bawah anjungan terdapat  perpustakaan yang nyaman untuk membaca buku tentang tanaman.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Di sini dulu gersang, sekarang kami manfaatkan jadi lahan untuk berkebun. Kalau yang sudah pernah ke sini sebelumnya pasti tahu bagaimana gersangnya di sekeliling anjungan ini dulu. Sekarang jadi lebih asri karena kami sulap menjadi kebun produktif,” ujar Ketua Komunitas Pekanbaru Berkebun, Zainal.

Komunitas ini menjadi wadah para anggota untuk menuangkan hobi berkebun serta membuktikan kecintaan mereka terhadap tanaman. Mereka pun tak asal berkebun sembarangan, karena izin untuk membuat kebun produktif di anjungan tersebut mereka dapatkan dari pengelola Bandar Serai, hingga akhirnya hobi tersebut menghasilkan pundi-pundi rupiah.

“Hasil tanaman dari kebun ini kemudian kami jual,” ujarnya.

Selain itu, komunitas yang dibentuk sejak 14 April 2015 itu sedang gencar-gencarnya mengenalkan konsep urban farming kepada masyarakat Pekanbaru, khususnya lewat sosial media dan bazar.

“Konsep ini sebenarnya udah mulai terlihat sejak awal komunitas ini dibentuk. Urban farming, atau bertani di tengah perkotaan ini merupakan konsep pemanfaatan lahan perkarangan sempit di kota, termasuk perkarangan rumah,” jelasnya.

Zainal mengatakan mereka sering mengikuti bazar, selain untuk menjual hasil tanamannya, juga untuk komunitasnya berbagi informasi mengenai urban farming ini.

Komunitas yang memiliki 150 anggota ini kini memanfaatkan lahan tak terpakai yang berada di area sekitar Purna-MTQ Pekanbaru menjadi produktif. “Awalnya di sekitaran Purna-MTQ itu kurang terawat, rumputnya tinggi-tinggi, saya dengar juga sering dijadikan tempat yang tidak baik. Sekarang bisa dilihat, suasananya jadi lebih enak dipandang,” ujarnya.(cr9/gem)

Laporan TIM RIAU POS, Kota









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook