PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - MESKI saat ini bahan bakar minyak (BBM) se-Indonesia sudah turun, namun kondisi ini tidak diikuti dengan penurunan tarif angkutan umum. Baik pemerintah maupun organisasi angkutan belum mengambil kebijakan resmi menyikapi penurunan BBM ini.
Sejak Selasa (5/1), penurunan harga BBM resmi diberlakukan. Harga solar dari sebelumnya Rp6.700 turun menjadi Rp5.650. Sementara itu, untuk premium di luar Jawa, Madura dan Bali dari sebelumnya Rp7.300 menjadi Rp6.950. Sedangkan di Jawa Madura dan Bali premium turun dari Rp7.400 menjadi Rp7.050.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Kadishubkominfo) Kota Pekanbaru Aripin Harahap saat dikonfirmasi Riau Pos, Rabu (6/1) mengatakan, belum ada pembicaraan mengenai penurunan tarif angkutan umum. ’’Belum, nanti kami bicarakan,’’ sebut Aripin.
Ia mengatakan, pihaknya tidak bisa serta merta menurunkan tarif angkutan umum begitu harga BBM turun. ’’Kami menunggu arahan dari Kementerian Perhubungan, itu nanti disampaikan melalui provinsi ke kita,’’ lanjutnya.
Terpisah, hal senada disampaikan Ketua Organda Kota Pekanbaru Syaiful Alam, belum ada perubahan tarif angkutan umum imbas dari penurunan harga BBM. ’’Sampai saat ini memang belum. Kami masih akan melakukan pertemuan dulu, banyak yang akan dibahas,’’ katanya.
Ia melanjutkan, pertemuan perlu dilakukan untuk membahas berbagai macam pertimbangan.’’Banyak perimbangan. Kalau harga BBM turun tapi onderdil tidak, ya susah juga kita mau turunkan tarif. Patokan penurunan kan bukan hanya BBM saja,’’ ungkapnya.
Syaiful Alam menyebut, jika tarif angkutan ingin diturunkan pasca penurunan harga BBM, pemerintah pusat harus juga mengontrol harga onderdil di pasaran.’’Karena memang penurunan BBM juga tidak terlalu besar,.’’ tutupnya.
Syaiful katakan, saat ini, tarif oplet, bus kota , dan Trans Metro sama yaitu Rp4.000.(yls)