KOTA (RIAUPOS.CO) - Pemerinta akan menerapkan pelarangan minyak goreng curah dijual di pasaran per 27 Maret nanti. Namun, di Pekanbaru, minyak goreng curah masih diminati pelaku usaha kecil karena harganya lebih murah dibanding minyak goreng kemasan.
”Minyak goreng curah ini menguntungkan para pelaku usaha makanan seperti gorengan dibandingkan minyak goreng kemasan. Sebab minyak goreng curah harga 1 kg saja Rp9.500. Sedangkan minyak goreng kemasan Rp14 ribu,” kata Imah (35), pedagang sembako di Pasar Cik Puan kepada Riau Pos, kemarin.
Selain itu, menurut Imah harga minyak goreng curah sewaktu-waktu bisa naik, bisa turun. ”Sedangkan minyak goreng kemasan harganya merata dan tidak bisa turun lagi,” paparnya.
Reni (31) pedagang sembako Pasar Pagi Panam juga mengaku minyak goreng curah lebih dicari pelaku sauah kecil. Reni mengemas minyak goreng curah yang dibungkus kantong plastik transparan dengan ukuran setengah kilogram dan satu kilogram. ”Setiap hari 80 bungkus minyak goreng bisa habis terjual,” katanya.
Penjual goreng keliling, Indra (37) mengaku ia menggunakan minyak goreng curah agar harga gorengan lebih terjangkau pembeli. ”Apalagi bahan sembako yang kami gunakan juga sudah cukup mahal, mau letak harga gorengan berapa?” paparnya.
Namun tak sedikit yang memilih minyak goreng kemasan. Mereka terutama adalah para ibu rumah tangga. Selain praktis, selisih harga yang sedikit juga menjadi alasan memilih minyak goreng kemasan.
”Dulu saya biasa membeli minyak goreng curah di pasar. Tapi setelah dihitung-hitung harganya hanya selisih sedikit. Lagipula kualitasnya juga lebih bagus minyak goreng kemasan,’’ ungkap Ilna (26) .
Menurutnya, hasil gorengan juga berbeda apalagi minyak goreng curah, hanya sekali goreng saja, minyak sudah berwarna hitam dan tidak bagus lagi. ”Berbeda dengan minyak goreng kemasan, yang bisa digunakan untuk beberapa kali menggoreng,” imbuhnyah.(cr4)