Laporan M Ali Nurman, Senapelan
Rumah milik Muhammadun Royan (46) di Jalan Kenanga No 46, RT 03/RW 04, Kecamatan Senapelan ditembak orang tak dikenal (OTK), Jumat (6/1) dini hari sekitar pukul 03.30 WIB. Belum diketahui apa motif yang melatarbelakangi kejadian ini.
Saat Riau Pos tiba di TKP sekitar pukul 11.00 WIB, warga sekitar tampak berkumpul di sekitar rumah dengan cat berwarna putih itu. Dari sela-sela pagar rumah, warga sesekali mengintip ke dalam untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Didalam pekarangan rumah, terlihat anggota polisi melakukan proses olah TKP untuk mengumpulkan bukti terkait peristiwa ini.
Pada kamar depan yang diterjang peluru, tampak jendela tengah di bagian bawah kamar itu terdapat lubang pecahan kaca bekas ditembus peluru.
Sementara itu, bekas serakan proyektil peluru yang pecah di depan jendela tersebut dilingkari oleh polisi. Selongsong peluru itu ditemukan di depan pagar rumah milik Muhammadun.
Eva Nora, pengacara, saat ditemui di lokasi kejadian mengatakan ia menerima telepon dari Muhammadun sekitar pukul 06.30 WIB.
‘’Dia bilang, rumah saya ditembak. Saya bilang sama dia pastikan dulu, temukan pelurunya, tapi jangan diapa-apakan, amankan saja lokasinya,’’ ujar Eva.
Ia menduga, peluru yang mengarah langsung ke kamar Muhammadun tidak menembus ke dalam kamar karena mengenai terali jendela kamar itu dan akhirnya pecah.
‘’Kalau saya lihat, sepertinya pelurunya mental kena terali, di teralinya juga ada bekas,’’ lanjutnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat penembakan itu terjadi, Muhammadun beserta istrinya, Israwati (40) dan kedua anaknya, Akhin Jazila Royan (6) serta Raisa Afifah Royan (13) sedang tidur di dalam kamar yang ditembak.
‘’Sekitar pukul 03.30 WIB kejadiannya. Saya sedang tidur bersama istri dan dua anak saya. Istri saya yang mendengar ada bunyi letusan. Istri dan anak saya terbangun,’’ jelas Muhammadun pada Riau Pos.
Dijelaskannya, saat itu ia tidak terbangun.
‘’Saya baru tahu Subuh, dibangunkan istri,’’ lanjutnya. Sang istri memberitahukan bahwa kaca di depan rumah pecah. Muhammadun lalu memeriksa ke depan rumah.
Saat itu, ia langsung menelepon Eva Nora, pengacara untuk menjelaskan apa yang terjadi. Usai berkonsultasi dengan Eva Nora, Muhammadun akhirnya melaporkan peristiwa ini kepada polisi sekitar pukul 11.00 WIB.
Kepada wartawan, Muhammadun mengatakan ia sempat menemukan hal yang mencurigakan saat ia pulang ke rumah malam sebelum penembakan sekitar pukul 00.00 WIB.
‘’Saya tidak tahu, yang jelas ada mobil yang berputar di sebelah rumah saya. Lalu saya tidak jadi masuk ke rumah, mobil saya luruskan saja. Saat saya berputar kembali saya lihat mobil itu pergi,’’ katanya.
Diungkapkan Muhammadun, pihaknya tidak mau menduga-duga siapa yang melakukan penembakan terhadap rumahnya. ‘’Kita tidak menduga kejadian seperti ini, kita hanya minta perlindungan pada Allah SWT dan kepada aparat hukum,’’ ujarnya.
Ia melanjutkan, meski telah menjadi korban penembak gelap seperti ini, ia masih tetap menginginkan kondisi Kota Pekanbaru kondusif. ‘’Kita tidak mau terpancing dengan hal-hal yang bersifat provokatif yang bisa memancing kerusuhan dan menghilangkan nyawa seseorang,’’ kata Muhammadun.
Muhammadun mengaku memang pernah mendapati SMS-SMS gelap dengan nada ancaman, tapi ia tidak pernah menghiraukan hal-hal seperti itu.
Saat ditanyakan, apakah ada dugaan-dugaan tertentu terkait kejadian ini, ia mengatakan tidak berkompetensi untuk menuduh. ‘’Sebab berpraduga malah akan memancing persoalan baru lagi,’’ ujarnya lagi.
Usai kejadian ini, Muhammadun mengatakan ia akan berkonsultasi dan meminta saran kepada pihak kepolisian mengenai langkah apa yang akan diambil selanjutnya.
‘’Alhamdulillah sudah diidentifikasi seluruh kejadian dan dikumpulkan seluruh bukti. Untuk selanjutnya, pihak kepolisianlah yang bisa menduga,’’ ucapnya.
Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Drs R Adang Ginanjar melalui Kasat Reskrim Kompol Ida Ketut G saat dikonfirmasi wartawan di lokasi kejadian mengatakan bahwa pihaknya masih mengumpulkan bukti-bukti terkait peristiwa ini.
‘’Ini untuk sementara dibuktikan ada letusan senjata, ada proyektil, dan ada pecahan kaca,’’ jelas Kompol Ida Ketut.
Dijelaskannya, untuk sementara pihaknya akan melakukan spesifikasi terlebih dahulu terhadap selongsong peluru dan pecahan proyektil yang ditemukan di TKP.
‘’Nanti kita uji balistik. Proyektil kita temukan di luar jendela sedangkan selongsongnya di luar. Kita mau kaitkan dulu antara bekas tembakan dan keterangan saksi,’’ urai Kasat Reskrim.
Sementara itu, saat ditanyakan jenis senjata yang dipergunakan, Kompol Ida Ketut mengatakan pihaknya belum bisa menduga. ‘’Pelurunya jenis 9 MM. Peluru jenis ini bisa untuk beberapa senjata, jadi kita belum bisa menduga,’’ jelasnya lagi.(yls)