KOTA (RIAUPOS.CO) – Pertamina akan menambah alokasi atau pasokan elpiji 3 kg sebanyak 16 persen dari jumlah distribusi harian. Penambahan kuota tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan elpiji 3 kg jelang akhir tahun dan tahun baru.
Informasi ini disampaikan Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Kota Pekanbaru Mas Irba Sulaiman kepada Riau Pos, Rabu (5/12). Ia mengaku mendapatkan keterangan tersebut saat menghadiri rapat gabungan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Kantor Wali Kota Pekanbaru, Selasa (4/12) sore. Dikatakannya, penambahan kuota tersebut akan dilakukan dalam kurun waktu pertengahan Desember hingga pertengahan Januari mendatang.
“Pihak Pertamina katakan, khusus elpiji 3 kg, mereka menyanggupi menambah kuota sebanyak 16 persen dari distribusi per hari yang disalurkan di Kota Pekanbaru. Penambahan tersebut untuk cadangan, karena biasanya akhir tahun keperluan meningkat,” katanya.
Untuk itu, masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan elpiji 3 kg. Jika di suatu daerah kekurangan elpiji 3 kg, maka pihak kecamatan akan menyurati Pertamina dan Pertamina akan menembuskan ke wali kota.
“Nantinya alokasi elpiji 3 kg tersebut akan disebar di daerah-daerah yang kekurangan tersebut. Jadi sekali lagi, masyarakat tidak perlu khawatir akan kesulitan mencari elpiji 3 kg,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan, saat ini kuota elpiji 3 kg untuk Kota Pekanbaru sekitar 500 ribu tabung per bulan.
“Kelangkaan gas di Pekanbaru terjadi karena masalah yang sederhana namun kompleks. Kompleks saya katakan di sini karena menyangkut banyak pihak. Kuota elpiji 3 kg 500 ribu tabung per bulan. Jika dilihat jumlah tersebut, tentu relatif cukup untuk masyarakat miskin dan pelaku UMKM di Pekanbaru,” katanya.
Namun nyatanya, lanjut Ingot, gas bersubsidi tersebut banyak dipakai oleh masyarakat kalangan menengah ke atas yang seharusnya tidak menggunakannya. Akibatnya, di lapangan kerap terjadi kelangkaan.
“Jadi harus dipahami juga, yang mengatakan elpiji 3 kg langka itu siapa? Kalau masyarakat menengah yang mengatakan elpiji 3 kg langka, saya pikir mereka tidak berhak. Karena peruntukan gas bersubsidi bukan untuk mereka,” sebutnya.
Belum Ada Kenaikam HET
Sementara itu, pihak DPP Pekanbaru memastikan belum ada kenaikan harga eceran tertinggi (HET) untuk elpiji 3 kg. Harganya masih sama yaitu Rp18 ribu per kilogram.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan DPP Kota Pekanbaru Rony Suprana mengatakan, pihak pangkalan resmi dilarang menjual menjual gas subsidi melebihi HET. Jika membandel, pangkalan bisa diancam sanksi pencabutan izin.
“Penetapan HET elpiji bersubsidi ditetapkan melalui SK Wali Kota No 430/2015 yaitu sebesar Rp18.000. Hingga saat ini belum ada perubahan HET,” ujar Rony Suprana kepada Riau Pos, Rabu (5/12).
Dengan harga yang ditetapkan tersebut, tambah Rony, sebenarnya pihak pangkalan telah mendapatkan untung sekitar Rp2.000-Rp2.500 per tabung. Sehingga tidak ada alasan pangkalan menjual melebihi harga yang ditetapkan itu. Saat ditanya keuntungan yang diperoleh pihak pangkalan tersebut, Rony menilai hal itu menjadi kewenangan pihak Pertamina.
“Persoalan keuntungan pangkalan terhadap HET, silakan langsung untuk konfirmasi ke pihak Pertamina sebagai pemasok,” tambahnya.
Sementara Iwan, pemilik pangkalan gas yang ada di Jalan Kualu mengatakan, keuntungan penjualan elpiji 3 kg jika sesuai HET sangat kecil sekali. Karena ia harus memberikan uang bongkar dari truk ke pangkalan.
“Dari Rp18 ribu itu memang sudah dapat untung sekitar Rp2.500 per tabungnya. Kami belum lagi memberikan uang bongkar tabung dari truk ke pangkalan. Mereka tidak meminta memang hanya inisiatif saja. Semua pangkalan saya rasa memberikan itu,” kata Iwan.(sol/ilo)