Sopir Angkot Konvensinal Kalah Saing dengan Online

Pekanbaru | Rabu, 06 September 2017 - 07:31 WIB

Sopir Angkot Konvensinal Kalah Saing dengan Online

KOTA (RIAUPOS.CO) - Sejumlah angkutan kendaraan umum yang berada di Kota Pekanbaru mulai dari taksi konvensional, angkot serta ojek pangkalan mengeluh akibat menurunnya pendapatan mereka akhir-akhir ini. Hal ini terlihat dari sedikitnya hasil yang didapat dalam satu hari mereka beroperasi.

Deri sudah lima tahun berkerja menjadi sopir taksi konvensional mengatakan bahwa pendapatan yang didapat menurun sekitar 50 persen dari pendapatan beberapa bulan yang lalu. “Pendapatan beberapa bulan ini benar-benar menurun, dulu satu hari bisa dapat Rp350 ribu hingga Rp400 ribu dipotong untuk setoran kantor Rp150 ribu dan  sekarang Rp200 sehari saja sudah susah,” ujar Deri kepada Riau Pos.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Deri juga menjelaskan bahwa salah satu penyebab turunnya pendapatan disebabkan kedatangan taksi online yang sudah masuk beberapa bulan belakangan ini. “Persaingan dengan taksi online yang menjadi penyebab turunnya pendapatan kami,” ungkap Deri. Deri berharap pemerintah bersikap adil dan tegas terhadap angkutan online tersebut, dalam menentukan tarif kendaraan serta izin. “Secara aturan mereka salah, keinginan saya kepada pemerintah agar tegas dalam menindak taksi online. Sebab mereka tidak mempunyai izin dan tarif angkutan yang ilegal, semua ini agar angkutan kendaraan umum dapat bersaing secara sehat,” ujarnya.

Herman(34) salah satu sopir angkot rute simpang Arengka ke Kubang mengatakan, pendapatan mereka menurun hingga 80 persen. “Turunnya terlalu signifikan, cukup terasa juga,” ucapnya sambil mengaku dalam sehari dirinya hanya mampu mendapatkan Rp100 ribu hingga Rp130 ribu. Lain halnya dengan tukang ojek pangkalan yang berada di daerah Tuah Karya. Seperti Arif(45) yang mengaku pendapatan mereka anjlok akibat dari kedatangan ojek online. “Dulu sebelum datang ojek online sehari bisa Rp130 ribu hingga Rp150 ribu, sekarang Rp30 ribu saja susah sekali sebab para langganan sudah banyak beralih ke ojek online dan kami dalam waktu dekat kemungkinaan juga mendaftar ke aplikasi online tersebut,” ujarnya.(cr5)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook