BERGABUNGNYA ANAK SEKOLAH KE GENG MOTOR

Mereka Ingin Dianggap Keren

Pekanbaru | Rabu, 06 Maret 2019 - 09:05 WIB

BAGIKAN



BACA JUGA


KOTA (RIAUPOS.CO) - Psikolog anak dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim  (UNI Suska) Riau, Indah Damayanti mengatakan, remaja tertarik bergabung dengan geng motor karena ingin dianggap keren. Selain itu, remaja pada usia ini mulai mencari penerimaan dari kelompok sebayanya.

“Anak bermasalah dengan hukum ini awalnya hanya ikut-ikutan, karena lingkungannya. Setelah itu, kalau tidak bermain dengan geng itu, ya tidak punya teman,‘‘ katanya kepada Riau Pos,  Selasa (5/4).

Dikatakan Indah, faktor lingkungan menjadi salah satu penyebab remaja bergabung dengan geng motor. Apalagi prinsipnya dalam perkumpulan tersebut aksi yang dilakukan bersama-sama menjadi tanggung jawab bersama. 

“Dorongan inilah yang membuat remaja berani melakukan tindakan kriminalitas karena perasaan semua akan ditanggung bersama, jadi berani. Tapi, nyatanya tidak seperti itu, “ jelasnya.

Indah mengatakan, selain faktor lingkungan, faktor lain yang memengaruhi keinginan remaja bergabung dengan geng motor seperti faktor hubungan keluarga yang tidak harmonis maupun kurangnya perhatian dari orang tuanya. 

“Keluarga adalah orang pertama yang mempengaruhi perilaku anak akan seperti apa. Rata-rata anak yang bermasalah dengan hukum ini tidak dapat mengembangkan norma-norma dengan baik,” sambungnya.

Seperti berada dalam taraf ekonomi rendah, pendidikan rendah hingga pengasuhan orang tua yang sibuk bekerja menjadi faktor penentu anak dalam mengambil satu keputusan. “Bagaimana anak belajar jujur, pelajari norma-norma. Baik terhadap orang lain serta tidak menyakiti orang lain. Sekolah juga mengajari tapi hanya sebentar, rumah yang lebih banyak melakukan interaksi ini, “ tambahnya.

Selain itu, faktor kematangan kognitif juga salah satunya yang menentukan perkembangan perilaku. Di mana, di dalam otak manusia terdapat lobus frontal yang berguna untuk menentukan tindakan perilaku anak.

“Lobus frontal ini masih berkembang pada remaja. Kematangan itupun harus dari pengalaman atau pelatihan sehingga berfungsi optimal. Ibaratnya kenapa dia menusuk orang, apa risikonya, kalau dia tidak memikirkan itu, berarti dia gagal, “ tutupnya.(*1)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook