USAHA WARGA ATASI BANJIR DI SIMPANG MARPOYAN

Menggali Parit dan Meninggikan Teras Toko

Pekanbaru | Selasa, 06 Maret 2012 - 06:48 WIB

Laporan HENDRAWAN, Kota hendrawan@riaupos.co

Warga sekitar simpang Marpoyan Pekanbaru, terutama mereka yang menghuni dan berjualan di tepi Jalan Kaharuddin Nasution, mulai dari depan Kampus UIR hingga Jalan Pasir Putih, mulai meninggikan teras toko mereka, usai diterpa banjir terus menerus belakang ini.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ahad (4/3) pagi hingga siang lalu, warga mulai menggali-gali parit di depan toko mereka masing-masing.

Warga mengaku tidak tahan setiap tahun kena banjir dan menginginkan penggalian kembali parit yang seharusnya bisa mengatasi banjir yang datang setiap kali hujan itu.

Mulai dari pagi, warga sudah mulai terlihat sibuk di depan toko masing-masing, terutama mereka yang dekat dengan simpang Marpoyan. Warga yang tinggal di titik banjir ini, terletak di antara Klinik Herlinda sampai ke persimpangan Jalan Kaharuddin Nasution dan Jalan Pasir Putih, terlihat paling sibuk. Empat lima orang sibuk dengan cangkul mereka hingga pukul 14.00 siang. Warga yang rata-rata lelaki paruh baya ini, tidak peduli dengan teriknya hari.

‘’Inilah kesempatan kami berbenah, pas waktu hari tidak hujan,’’ kata Sapriadi, sambil menggali-gali parit tepat di depan tokonya. Sapriadi yakin, di depan tokonya ini ada parit dan ternyata itu benar.

‘’Ini kalau digali bisa sepinggang saya, sementara di depan toko-toko lain tak ada parit terlihat. Air yang dari arah UIR sana berhenti di sini karena paritnya buntu. Parit di sini harus dihidupkan lagi, takkan banjir kalau parit digali lagi,’’ ujarnya lagi.

Sapriadi yang hanya mengenakan baju kaos oblong dan celana pendek siang terik itu, mulai meninggikan teras tokonya dengan mengecornya.

Warga lainnya yang juga terlihat sibuk adalah M Nur. M Nur yang sedang memberes-bereskan kedai adiknya sempat mengingat-ingat lama, kapan terakhir kalinya ada parit di lokasi di depan Jalan Kartama itu.

Tapi yang jelas, M Nur tahu betul bahwa air yang menyebabkan banjir ini berasal dari Kampus UIR yang memang sanitasinya lancar dan berada di posisi yang lebih tinggi. Air yang turun dari arah pusat kota itu terhenti tepat di depan kedai adiknya.

‘’Saya sudah tidak ingat lagi kapan, tapi sudah lama sekali tidak ada parit dan di sini. Setiap tahun, setiap musim hujan, pasti banjir. Kami mau, kalau dapat paritnya dihidupkan lagi biar kami tidak terganggu jualan. Kalau hujan, di sini tenggelam dan air masuk rumah,’’ kata M Nur.

Sementara itu, beberapa orang terlihat sibuk menggali parit sebelum Klinik Herlinda dari arah pusat kota. Beberapa orang yang bertubuh besar ini sudah basah sekujur pakaiannya. Mereka dengan alat cangkul mencoba menggali parit yang menyeberangi Jalan Kaharuddin Nasution. Aturannya, bila parit ini lancar maka air akan beralih lewat jalur ini, tidak turun hingga ke depan pertokoan Sapriadi dan M Nur.

‘’Walau pun payah tapi sudah tembus juga,’’ kata Agung, pria besar yang sekujur badannya kotor kena air comberan. Seakan tidak mau menunggu solusi dari yang berwenang, warga secara mandiri mengatasi masalah banjir mereka yang memang hanya ada dua titik saja di Jalan Kaharuddin Nasution itu.

‘’Kadang tak semua orang punya toko mau digali parit di depan tokonya, ya, terpaksalah kami tinggikan teras ini lagi,’’ pungkas Sapiradi di tengah-tengah terik itu.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook