Kelangkaan Elpiji Meluas

Pekanbaru | Senin, 06 Januari 2014 - 10:47 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kelangkaan gas elpiji semakin meluas. Selain kelangkaan gas elpiji 12 kilogram, ukuran 3 kilogram juga mulai ikut langka.

Tingkat agen atau pangkalan gas elpiji di Pekanbaru sudah tidak memiliki stok.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pangkalan tabung gas elpiji di Jalan Pasir Putih misalnya. Ahad (5/1), tidak banyak aktivitas seperti biasannya melayani pesanan gas elpiji.

Pangkalan yang setiap harinya mampu mendistribusikan 100 tabung gas elpiji 12 kilogram dan 200 tabung gas elpiji 3 kilogram per hari terkesan mati suri.

‘’Masih kosong (gas elpiji), belum datang lagi,’’ ungkap Andi salah satu penjaga pangkalan itu kepada Riau Pos.

Meski begitu pangkalan tersebut masih membuka gerai tokonya. Sambil  bersantai-santai Andi dan satu temannya berharap pesanan tabung gas elpiji yang dipesannya awal pekan tiba di depan pangkalan tempat dia bekerja.

Pemuda berkaos Merah ini mengatakan pangkalan gas tempat dia bekerja tidak mempuyai persediaan gas elpiji 12 kilo dan 3 kilogram.

Tumpukan tabung gas berbagai ukuran yang berjejer di pangkalan tersebut kini kosong.

‘’Ya ini lagi menunggu pasokan. Pasokan datang ya yang kosong diangkut. Katanya gas 12 kilogram mau masuk, tapi ini baru informasi saja, buktinya sudah menunggu dua hari tak kunjung datang juga,’’ tambah Andi.

Konsumen serta langganan yang berdatangan ke pangkalan cukup banyak. Alhasil, masyarakat pun kecewa karena pengkalan tidak bisa memberikan apa yang diharapkan pembeli.

Dadang, salah satu pembeli yang merasa kecewa tidak mendapatkan gas elpiji di pengkalan itu.

‘’Saya sebenarnya bukan pelanggan di sini, saya sudah keliling-keliling mencari gas tapi tak dapat juga. Semua penjual mengaku kehabisan gas,’’ ungkap Dadang saat ditanya Riau Pos.

Dadang mencari gas elpiji di sepanjang penjual gas di Jalan Khaharudin Nasution. Tapi tak membuahkan hasil. ‘’Sudah keliling tak dapat juga,’’ ucapnya sambil kembali masuk ke mobilnya.

Dia akan mencoba mencari toko gas lainya dan berharap mendapatkannya. Dadang sendiri berani membayar berapa pun kenaikan harga gas elpiji. Asalkan bisa mendapatkannya.

Keberadaan pangkalan milik Andi tersebut sebenarnya cukup dekat dengan stasiun pengisian elpiji di Jalan Pasir Putih atau Pandau tersebut. Jika yang paling dekat dengan pengisian gas saja kosong bagaimana pangkalan yang lainya.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pekanbaru telah turun ke lapangan untuk mengetahui perkembangan tabung gas elpiji. ‘’Kami tentu turun memantaunya setiap hari, ya memantau kondisi gas elpiji, harga dan persediaan,’’ ungkap Kabid Perdagangan Disperindag Pekanbaru, Asdalius.

Segera Cari Solusi

Anggota Komisi I DPRD Pekanbaru Syamsul Bahri SPd, menilai kelangkaan gas elpiji dapat menimbulkan dampak yang sangat luas sekali. Politisi PPP ini berharap pihak terkait segera mencarikan solusi yang cepat dan tepat.

‘’Jadi kami berharap dalam hal ini Pertamina memperhatikan kelangkaan elpiji ini, sehingga tidak berdampak meluas terhadap masyarkat,’’ ujar Syamsul Bahri kepada Riau Pos, Ahad (5/1) usai menghadiri Tahniah hari lahir PPP ke-41 di DPC PPP Pekanbaru.

Akibat kelangkaan gas elpiji sepekan terkahir ini, masyarakat yang menjadi korbannya. Syamsul Bahri mengatakan, kelangkaan gas elpiji sangat dirasakan pengusaha kecil.

Di mana para pengusaha kecil terpaksa harus menyesuaikan dengan menaikan harga jualnya. Alhasil pengusaha kecil tidak mendapatkan keuntungan karena resikonya tidak laku dijual.

‘’Kondisi saat ini telah meresahkan masyarakat, terus terang saja kenaikan (gas elpiji) sangat signifikan. Penjual makanan atau usaha kecil tentu saja mau tidak mau harus menaikkan harga jual dari sebelumnya,’’ tambah Syamsul Bahri.(ilo)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook