KOTA (RP) - Belum lama diperbaiki, Jalan HR Soebrantas tepatnya di persimpangan SM Amin sudah kembali rusak. Kerusakan yang bisa dilihat di lajur sebelah selatan atau sebelah kiri dari arah Simpang Empat Arengka ini sama seperti tahun lalu.
‘’Kalau berhenti di sini, saya terpaksa ke tengah, tidak bisa merapat, karena kalau terlanggar bisa oleng karena patahnya vertikal. Kadang saya nunggu lampu merah sering diklakson sama mobil yang mau lurus ke arah Simpang Panam. Maunya cepat diperbaiki,’’ ujar mahasiswa Universitas Riau (Unri) ini, saat ditemui Riau Pos Rabu (4/12) siang di lokasi jalan yang rusak.
Badan jalan terbenam akibat tidak kuat menahan berat kendaraan yang saban hari lewat dan berhenti di traffic light tersebut. Benaman aspal itu mengakibatkan rawannya terjadi kecelakaan.
Kerusakan jalan ini telah pula menuai keluhan dari pengendara, terutama pengendara sepeda motor yang hendak menuju Jalan SM Amin.
Kontur jalan yang sudah tidak rata, sering kali membuat beberapa pengendara sepeda motor oleng. Salah seorang pengendara yang merasa terganggu adalah Aryadi.
Warga sekitar juga sudah was-was dengan kondisi ini, terutama malam hari dan kondisi hujan. Pasalnya, jalan yang terbenam panjang menyerupai parit itu tidak akan terlihat oleh pengendara sepeda motor. Ukurannya pun lumayan, membentuk ban mobil berat jenis fuso dan tronton.
‘’Mungkin belum ada satu tahun lagi jalan ini (diperbaiki, red), kita maklum saja, yang lewat sini tronton. Tapi kalau malam harus was-was, mobil saja bisa tergelincir di sini, karena patahnya di tengah,’’ ungkap Usman Amin saat ditemui sedang nongkrong di simpang Tabek Gadang.
Sejauh ini kata Usman, memang belum ada kabar kecelakaan karenanya. Namun dia tidak habis pikir, kendati jalan ini tidak lagi terkena banjir, namun tetap saja rusak setiap tahun.
Kerusakan jalan di lokasi ini selalu terjadi kendati terus diperbaiki. Sementara kerusakan yang terjadi baru terlihat beberapa pekan belakangan. Kondisi jalan rusak ini memang tepat sekitar 100 meter pertama dari traffic light.
Selain karena terus menerus dilewati kendaraan berat, berhentinya kendaraan-kendaraan antar provinsi Jalur Lintas Timur itu juga memperparah kondisi jalan.
Pengamat Perkotaan Mardianto Manan memaklumi kerusakan yang kembali terjadi di lokasi yang sama setiap tahunnya. Justru Mardianto mempertanyakan penyelesaian Jalan Kubangraya, karena menurutnya satu-satunya solusi atas masalah ini adalah pengalihan kendaraan berat lintas timur ke Jalan Kubangraya.
‘’Jalan HR Soebrantas itu sudah selayaknya tidak dilalui kendaraan berat lagi. Jalan itu sudah masuk jalan dalam kota, warga kota banyak lewat di sana, tambah lagi Trans Metro sekarang sudah ada di Panam. Pemerintah dan pihak-pihak terkait sudah seharusnya untuk segera menyelesaikan Jalan Kubangraya dan buat skema pengalihan kendaraan yang semula ke Jalan HR Soebrantas menjadi ke arah Jalan Kubangraya,’’ kata Mardianto.
Hal yang sama juga terjadi Kondisi Jalan Siak II, Kecamatan Payung Sekaki rusak parah. Beberapa lubang berserakan di badan jalan terutama di di Bundaran Menabung. Akibatnya arus lalu lintas menjadi tersendat karena pengendara harus menghindari lubang.
Dari pengamatan Riau Pos, Selasa (3/12) siang, kondisi lubang di sebelah Barat Bundaran Menabung menganga hingga separuh dari luas lebar jalan. Kedalaman lubang mencapai satu centimeter dan panjang lebih dari tiga meter menyerong di badan jalan.(*4/lim)