Laporan AGUSTIAR, Kota agustiar@riaupos.co
Seperti sudah menjadi kebiasaannya, bahwa setiap buah yang jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Perumpamaan ini nampaknya terjadi juga pada manusia dalam berkehidupan sosial dan juga dalam pendidikan dalam satu keluarga.
Waktu yang tepat untuk mendidik anak itu harus dilakukan sejak dalam kandungan hingga hingga tumbuh besar sampai berusia lima tahun, yang disebut juga dengan usia emas (gold age) untuk mendidik anak.
Bagaimana jika anak sudah terlanjur dewasa, apakah masih bisa dididik menjadi baik?
Dalam mendidik anak yang terlanjur dewasa dan nakal, disebutkan Psikolog Dra Ratih Ibrahim MM, tidak ada kata-kata terlambat.
Hanya saja mungkin dalam mengajarkan ke arah yang baik itu cukup berat. Tentu berbeda dengan mengajarkan saat anak masih dalam kandungan hingga lahir ke dunia,’’ ujar Ratih usai mengisi talkshow dengan tema Mendidik Anak Hebat di Era Global, Ahad (4/10) siang.
Dijelaskannya, sebenarnya apa yang terjadi pada anak itu adalah contoh dari kehidupan orangtua terdahulu. tapi bukan berarti tidak bisa dibentuk, semua harus dilakukan sejak dini.
Seperti perumpamaan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
‘’Untuk itu kita harus dapat membuktikan bahwa putra-putri Riau ini adalah anak-anak yang hebat. Mendidik anak tidak ada yang sulit asal dilakukan dengan baik dan dukungan banyak pihak,’’ katanya lagi.
Dikatakannya lagi, perubahan di era globalisasi yang menghadapkan orangtua dan anak-anak pada banyak tantangan baru, membutuhkan parents ready dalam menyiapkan anak life ready.
Pemaparan ini dituangkan dalam acara talkshow yang diselenggarakan Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia) bekerja sama dengan Dancow Parenting Center di Pekanbaru, yang diikuti lebih dari 250 peserta.
Turut hadir Head of Medical and Nutrition PT Nestle Indonesia, dr Ray Basrowi, serta Nutrition Advisor Dairy PT Nestle Indonesia, Mifta Novikasari.
Ditegaskan Ratih, anak life ready memiliki lima tanda, yaitu, sehat yang bisa dilihat dari pertumbuhan fisik yang maksimal dan gerakan fisik yang lincah, berjiwa pemimpin yang bisa dilihat dari inisiatif anak dalam mengambil keputusan-keputusan kecil, rasa percaya diri yang bisa dilihat dari senyuman anak serta rasa nyaman dengan dirinya sendiri, kreativitas yang bisa dilihat dari seringnya anak berimajinasi dan banyak menghasilkan karya lewat coretan tangannya.
Mudah bergaul yang bisa dilihat dari keberanian anak bersosialisasi dan berkenalan dengan orang baru.
‘’Kesiapan orangtua menjadi parents ready guna menyiapkan anak life ready sangat penting, resepnya antara lain adalah dengan menerapkan konsep 5-K (lima komitmen), yaitu kasih antara anggota keluarga sebagai modal utama yang sangat penting sekaligus mendasar sehingga anak-anak dapat berkembang dengan baik,’’ bebernya lagi.
‘’Selain itu, memiliki komitmen, sikap konsekuen untuk mengajarkan anak tentang suatu perilaku, konsisten yang merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan terus-menerus sehingga dapat membangun keteraturan hidup dan disiplin kompak antara orang tua dan anak yang akan memudahkan pembentukan perilaku anak, dan sikap kompromi guna penerapan disiplin, pembentukan perilaku, pendidikan dan pengasuhan tidak diselenggarakan secara kaku,’’ pungkasnya.***