(RIAUPOS.CO) - Kelangkaan elpiji 3 kilogram cukup membingungkan pemerintah. Distribusi lancar, pasokan tidak ada pengurangan, namun gas melon itu sulit ditemukan di sebagian wilayah Kota Pekanbaru.
Sebagian wilayah Kota Pekanbaru yang terjadi kelangkaan elpiji bersubsidi tersebut, seperti di daerah Jalan Cipta Karya, Jalan Kartama, Adi Sucipto dan Jalan Garuda Sakti. Beberapa titik lokasi itu, Selasa (4/9) dicek Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru Juarman bersama tim.
Sidak tersebut untuk memastikan kondisi yang terjadi sebenarnya. Beberapa pangkalan di daerah itu juga tidak luput menjadi sasaran sidak. Ia juga merasa heran. Di daerah Tampan mengalami kelangkaan. Sejumlah pangkalan tidak memiliki stok elpiji 3 kilogram. Padahal distribusi dan pasokan lancar.
Hal itu diketahui karena sebelumnya ia telah berkoordinasi dengan pihak Pertamina dan para agen. “Pasokan lancar dan kuota juga disebutkan tidak ada pengurangan. Tetapi kenapa bisa terjadi kelangkaan di daerah Tampan,” kata Juarman kepada Riau Pos, Selasa (4/9).
Saat ia sidak di sejumlah pangkalan, informasi yang ia dapatkan bahwa terjadi peningkatan daya beli. “Kata orang pangkalan tinggi daya beli. Mahasiswa juga beli. Namun itu setelah warga, karena warga kan prioritas beli dengan syarat bawa kartu kelurga. Setelah itu baru warga terdekat dengan pangkalan,” katanya.
Pada sidak tersebut ia juga menemukan adanya pangkalan yang tidak memiliki izin. “Ada yang menjual sampai puluhan tabung elpiji 3 kilogram. Namun saat ditanya penjualnya tidak memiliki izin resmi. Artinya ini kan penjual ilegal. Dapat dari mana elpiji 3 kilogram sebanyak itu,” katanya.
Ia pun mencurigai adanya permainan distribusi yang tidak tepat sasaran. Namun terkait hal itu menuru Juarman merupakan tanggungjawab pihak Pertamina dan agen. “Ya contohnya para pengecer dapat dari mana gas itu. Untuk itu kami sudah meminta agar pihak Pertamina dan agen untuk ikut mengawasi pangkalan,” katanya.(ade)
Laporan JOKO SUSILO, Kota