KOTA PEKANBARU

Banjir tanpa Solusi, Ratusan Rumah Warga Terendam

Pekanbaru | Rabu, 05 Agustus 2020 - 10:37 WIB

Banjir tanpa Solusi, Ratusan Rumah Warga Terendam
Banjir merendam ratusan rumah warga di Perumahan An Najim dan Perumahan Permata Panam, Jalan Datuk Tunggul, Kelurahan Sialang Munggu, Kecamatan Tampan, Selasa (4/8/2020). (DEFIZAL/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Hujan deras mengguyur Kota Pekanbaru, Selasa (4/8) dini hari dan terus berlanjut hingga pagi dengan intensitas rendah. Ratusan rumah terendam mulai pukul 02.00 WIB. Warga berharap ada solusi nyata dari Pemko Pekanbaru agar banjir tak lagi melanda.

Riau Pos kemarin memantau banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Tampan dan Kecamatan Payung Sekaki. Di Kecamatan Tampan, banjir menggenangi rumah warga di Perumahan An Najim dan Perumahan Permata Panam, dan Perumahan Mandala Regency, Ketiga perumahan ini terletak di Jalan Datuk Tunggul, Kelurahan Sialang Munggu.


Selain itu, kemacetan panjang terjadi di Jalan HR Soebrantas, Panam karena beberapa titik di jalan tersebut digenangi air cukup dalam. "Motor saya mogok saat saya nekad melintas di genangan air depan RS Awal Bros Panam," kata Ratna, warga Jalan Taman Karya, kemarin.

Sedangkan di Kecamatan Payung Sekaki, air di anak Sungai Air Hitam, Kelurahan Labuhbaru Barat meluap. Rumah-rumah di pinggir anak sungai digenangi air. Warga tak berani melintas di Jalan Payung Sekaki yang digenangi air karena langsung berbatasan dengan anak sungai.

Air juga menggenangi Jalan Darma Bakti, Kelurahan Labuhbaru Barat. Ada beberapa titik genangan di mana yang terparah ada di dekat persimpangan lampu merah. Terjadi kemacetan di pagi hari sehingga arus kendaraan dari arah Jalan Siak II dialihkan masuk ke Jalan Permata yang ternyata juga tergenang namun masih bisa dilewati kendaraan.

"Pokoknya penuh perjuangan lah pergi kantor pagi tadi. Banjir di mana-mana," kata Murni, warga Jalan Darma yang bekerja di Jalan Sultan Syarif Kasim.

Banjir juga merendam ratusan rumah di Jalan Bintara, Jalan Veteran, Jalan Lili, Kelurahan Labuhbaru Timur. Di sini, ketinggian air sempat mencapai sepinggang orang dewasa.

 

Seorang warga, Alfiandi (60) mengatakan, saat hujan deras turun, ia sudah memperkirakan akan terjadi banjir air. "Dan rupanya benar. Ini termasuk banjir besar. Malam itu sekitar pukul 02.00 WIB, air sudah sepinggang. Kami tak bisa tidur. Warga pada gelisah," kata Alfiandi kepada Riau Pos saat dijumpai sedang berada di depan rumahnya di Jalan Bintara, Selasa (4/8).

Menurut dia, kawasan yang dulu dijuluki kompleks purnawirawan itu memang sudah menjadi langganan banjir. Makanya warga setempat sudah bisa memperkirakan hal itu terjadi lagi.

"Setiap hujan deras pasti banjir. Maka rumah kami pintu masuknya juga sudah dimodifikasi, biar air tidak masuk ke dalam rumah. Tapi ternyata ketinggian air melebihi batas dan merendam perabotan di rumah, termasuk lemari," ungkapnya.

Alfian menyebut, banjir belum kunjung surut di pagi hari. Warga terpaksa mengevakuasi barang perabotan mereka agar tidak rusak.

Kawasan tersebut merupakan daerah langganan banjir karena bantaran sungai yang berada di Jalan Lili dekat pemukiman warga itu sudah dangkal dan tersumbat oleh sampah. Alfian meyakini kalau sampah menjadi faktor utama penyebab banjir.

"Dalam tahun 2020 ini saja sudah empat kali banjir besar seperti ini. Kalau hujan biasa tetap banjir, tapi tak setinggi saat ini. Warga menjuluki kawasan ini sebagai kampung terendamnya Pekanbaru," ungkapnya.

Menurut Alfian, tidak adanya tempat pembuangan sampah (TPS) juga menjadi faktor, sehingga warga sering membuang sampah sembarangan. Termasuk ke aliran sungai. “Akibatnya dirasakan ketika hujan, sampah-sampah mengalir berbarengan dengan air," tuturnya.

Dia berharap, Pemerintah Kota Pekanbaru dapat tanggap melihat penderitaan warga yang menjadi langganan kebanjiran. "Sungai sudah dangkal, sampah banyak nyangkut. Mohonlah Pak Wali ini bisa diperhatikan. Kalau bisa direalisasikan pengerukan dan pembersihan sungai karena sudah sangat menghawatirkan," pintanya bersama puluhan warga lain.

Di tempat yang sama, Mis Prawoto mengaku sudah berulang kali mengusulkan hal ini ke anggota DPRD Pekanbaru saat reses diwilayahnya, namun permintaan tersebut belum terealisasi.

"Kemarin ada reses dewan, keluhan ini sering kita sampaikan, tapi sampe sekarang belum terealisasi. Dan akhirnya kami tetap kebanjiran lagi," keluhnya.(yls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook