BANTAH TOLAK UANG RUPIAH

BI Jaga Konsistensi Elektronifikasi di Bandara

Pekanbaru | Rabu, 05 Februari 2020 - 10:45 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Penerapan elektronifikasi pembayaran parkir di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II menimbulkan berbagai tanggapan berbeda dari masyarakat. Banyak yang mendukung penggantian pembayaran dari tunai ke nontunai tersebut, tetapi tak sedikit yang mengeluhkan, terlebih elektronifikasi ini menyebabkan antrean panjang.

Kepala Divisi Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah (SP PUR) Layanan Administrasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Asral Mashuri, menyampaikan penerapan serentak di semua pintu keluar bandara bertujuan untuk menjaga konsistensi elektronifikasi.


Ia menegaskan jika hal tersebut dilakukan setengah-setengah, elektronifikasi tidak akan berhasil. "Kalau kita tidak terapkan ke semua pintu secara serentak, elektronifikasi tidak akan berhasil. Misalnya kita masih buka satu pintu untuk pembayaran tunai, masyarakat akan tetap memilih membayar melalui pintu itu," jelas Asral, Selasa (4/2).

Asral menuturkan, sejak 2018 lalu, Bandara SSK II telah membuka satu pintu untuk pembayaran nontunai, sedangkan sisanya pembayaran tunai. Dari sekitar 8 ribu kendaraan yang melintas setiap harinya, hanya sekitar 100 kendaraan yang melakukan pembayaran parkir menggunakan uang elektronik.

"Ini sudah sejak lama disosialisasikan, buktinya masyarakat tetap memilih pembayaran tunai. Kalau tidak kita terapkan semua pintu, bisa dipastikan masyarakat tetap mengantre di pintu tunai," ujarnya.

Lebih lanjut, Asral memaparkan jika penerapan dengan metode yang sama telah dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan Bandara Kuala Namu Medan. Antrean yang panjang di hari-hari awal penerapan adalah bagian dari proses dan menjadi hal yang lumrah. "Wajar hal ini terjadi, mengubah mindset masyarakat akan uang elektronik ini tidak mudah," jelasnya.

Elektronifikasi di Bandara SSK II menurut Asral menggunakan alat pembayaran yang sah yaitu rupiah. Baik tunai maupun nontunai semuanya adalah rupiah. Yang menjadi pembeda hanya pada media yang digunakan. "Tunai sama nontunai itu sama-sama rupiah, medianya saja yang beda. Tidak ada kami menolak uang rupiah," tegasnya.

Elektronifikasi ini merupakan upaya untuk merubah metode pembayaran dari tunai ke nontunai. Hal ini dilakukan guna menciptakan cashless society. Asral menambahkan, pembayaran non tunai untuk biaya parkir ini dapat mengurangi peredaran uang pecahan kecil.

Menurutnya, sumber daya atau biaya untuk mencetak uang mulai dari perencanaan, pengadaan bahan, pencetakan, distribusi hingga pemusnahan memerlukan biaya  yang tidak sedikit. Ia menilai, dengan pembayaran nontunai ini juga akan menghemat waktu. "Kita mulai dulu dari bandara, baru nanti akan merambah ke pusat perbelanjaan hingga ke trans metro Pekanbaru," tuturnya.(das)

Laporan: MUJAWAROH ANNAFI









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook