PEKANBARU (RIAUPOS.CO) Suhu udara di Pekanbaru pada siang hari terasa begitu menyengat kulit, Selasa (4/2). Situasi seperti ini sudah terasa sejak awal Februari .
Berdasarkan keterangan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara SSK II Pekanbaru, untuk saat ini Pekanbaru dan sekitarnya sudah memasuki musim kemarau. Namun untuk temperatur suhu masih normal, kisaran di angka 33 derajat celsius untuk suhu maksimum.
Iya, panasnya memang sangat terasa, namun temperaturnya masih normal, 33 derajat celsius. Sebelumnya juga sama, belum ada suhu ekstrem, ujar Kepala Stasiun BMKG Melalui Staf Analisa Bibin Sulianto kepada Riau Pos, kemarin di kantornya.
Dikatakannya, saat ini memang sudah memasuki musim kemarau. Dan kondisi ini pun didukung dengan kondisi angin yang bergerak dari arah utara sampai timur laut dengan kecepatan 8-28 kilometer perjam.
Masih menurut Bibin, bahwa untuk kondisi yang dialami Pekanbaru, pada umumnya juga dialami oleh seluruh kabupaten/kota se-Riau. Ia juga mengatakan, pada pagi hari terlihat kabut asap.
Untuk suhu panas ini sudah terasa sejak awal bulan kemarin. Prediksi kami ini bisa berlangsung hingga beberapa hari ke depan, dan kami berharap warga bisa menahan diri untuk tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan, tuturnya.
Berdasarkan keterangan dari sejumlah warga, terhadap kondisi panas suhu yang terjadi saat ini dikarenakan di Pekanbaru itu minim penghijauan. Dan ini seharusnya dipikirkan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk menanamnya.
Ada pohon pelindung, tapi banyak dirusak warga. Tindakan tegas dari Pemko juga tidak ada. Padahal pohon ini sangat penting untuk udara yang kini global warming, ujar Desri warga Sail, Pekanbaru.
Dari pantauan Riau Pos dilapangan, akibat dari suhu panas ini, sejumlah tanaman hijau kota banyak menjadi kering. Terdapat disejumlah jalan protokol. Namun kondisi ini membuat petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan melakukan penyiraman pada malam hari hingga dini hari.(gus)