TPS Rajawali Resahkan Warga

Pekanbaru | Rabu, 04 Desember 2013 - 10:16 WIB

PEKANBARU (RP) - Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara di Jalan Rajawali (Sukajadi), mulai meresahkan warga. Pasalnya tumpukan sampahnya hampir setiap hari menimbulkan bau yang tidak sedap.

Warga setempat Dodi, mengatakan sudah tidak layak lagi ada TPS di tengah-tengah pemukiman warga. Apa lagi posisinya tepat di pinggir jalan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Baunya sudah meresahkan, apalagi musim hujan membuat aroma tidak sehat terus kami hirup,’’ kata Dodi, Selasa (3/12). Berdasarkan informasi yang dirangkum Riau Pos, TPS ini sudah ada sejak sekitar delapan sampai tujuh tahun lalu.

Sebelumnya lokasi TPS ini merupakan pasar tradisional, yang kini pasarnya pindah ke Jalan Palapa, Labuhbaru.

Setiap hari sampah warga diangkut ke TPS Rajawali ini, sebelum akhirnya diangkut ke TPA Muara Fajar. Proses kerjanya juga menghambat lalu lintas kendaraan, apalagi saat ini volume kendaraan melalui Jalan Rajawali ini bertambah padat.

‘’Lokasi ini menjadi tidak sehat, pedagang-pedagang kuliner pun menjadikan sekitar lokasi tempat berjualan. Harusnya TPS ini sudah dipindahkan oleh pemerintah ke tempat yang jauh dari pemukiman,’’ harap Fajar, masih warga setempat.

Lurah Kampung Melayu Marini Puspito Sari, mengaku TPS Rajawali itu tidak sesuai lagi. Marini pun mengaku setiap hari mencium bau busuk dari TPS tersebut.

‘’Ada upaya dari pemerintah untuk memindahkan TPS itu, namun persoalannya belum mendapatkan tempat,’’ kata Marini menjelaskan.

Dikatakannya, soal pencarian tempat pembuangan sampah ini juga pihak kelurahan sudah berkoordinasi dengan RW/RT. ‘’Sampai saat ini masih mencari lokasi baru, dan kami juga berupaya untuk berkoordinasi ke tingkat kecamatan dan diteruskan ke tingkat dinas untuk solusinya,’’ kata Marini lagi.

Saat ditanya bagaimana tingkat kepedulian warga Kampung Melayu soal sampah, disebutkannya semua dapat dilihat dan tingkat kepeduliannya masih kurang.

‘’Tingkat partisipasi kecil, semuanya bergantung pada pasukan kuning. Jadi ketika diajak untuk bergotong-royong semua mengatakana, kan sudah ada pasukan kuning, ini yang susah. Tapi kami tetap terus mengajak warga untuk dapat menjaga lingkungannya, khusus lingkungan rumah sendiri,’’ harapnya lagi.

Upaya imbauan yang dilakukan adalah dengan membuat surat edaran ke RT/RW Kampung Melayu, ada sekitar 9 RW, 33 RT. ‘’Fokus karena musim hujan adalah membersihkan selokan dan juga sampah-sampah,’’ tutupnya.(gus)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook