Minta Teman Dilepas

Pekanbaru | Selasa, 04 Juni 2013 - 11:26 WIB

KOTA (RP) - Puluhan pedagang yang mendatangi Kantor Wali Kota Pekanbaru berteriak dengan suara keras tak terima serta mengecam atas tindakan Satpol PP yang dinilai arogan pada kejadian bentrok Ahad (2/6) malam. Mereka juga menuntut tiga temannya yang ditangkap Satpol PP Pekanbaru dan saat ini ditahan Polresta Pekanbaru.

Pantauan Riau Pos, sekitar pukul 09.00 WIB, puluhan masa yang mengatas namakan pedagang pasar jongkok tersebut tiba di samping Pustaka Soeman HS dengan dua bus kota yang disewa dan sebagian menggunakan kendaraan sepeda motor. Para ibu-ibu mendominasi gerombolan itu, anak-anak yang dibawa ibunya masing-masing menambah jumlah pendemo tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Kami menuntut kearipan pak Wako, kita tak mau dibinasakan tapi kami mau dibina dan tentu kita bersedia dipindah, tapi kenyataannya kondisi pasar tak layak. Kita tak terima karena Satpol PP sangat arogan. Kita juga minta teman-teman kami yang ditangkap dilepaskan,’’ kata salah satu pendemo yang mengaku bernama Umi kepada Riau Pos.

Sambil berada di luar pintu masuk kantor wali kota, mereka terus berusaha masuk dengan keinginan dapat secara langsung menemui Wali Kota (Wako) Pekanbaru H Firdaus MT. Kesal tak ada satupun pejabat Pemko yang menemui pedagang, mereka pun terlihat emosi dan menantang petugas Satpol PP dengan. Pintu gerbang besi yang ditutup pun menjadi sasaran mereka, di dorong pendemo hendak ditumbangkan tetapi petugas yang bersiaga tetap berhasil mempertahankannya.

‘’Kami mau wali kota datang menemui kita, jangan pengecut, kaluarlah. Kita minta keadilan jangan binasakan kami, berikan lah kami keadilan,’’ teriak para pendemo. Unjuk rasa yang berlangsung sekitar satu jam dan sekitar pukul 10.30 WIB mereka pun membubarkan diri.

Ditemui Riau Pos Senin (3/6), Kakan Satpol PP Pekanbaru Baharuddin mengatakan, anggotanya sudah benar melaksanakan tugasnya. Saat terjadi bentrok tersebut dikatakan Baharuddin terpaksa secara tegas dilaksanakan, karena yang dihadapi bukanlah pedagang lagi. Melainkan preman yang menyusup di dalam pedagang. Preman inilah yang dinilai telah mempengaruhi pedagang agar bertindak brutal menyerang petugas ketiga baru turun di lokasi kejadian tersebut.

Kejadian itu menurut dia karena tindakan membela diri yang dilakukan anggota Satpol PP karena mendapat serangan dari mereka. ‘’Petugas yang diserang lebih dulu, anggota sigap dan bertindak untuk melindungi diri. Itu tidak ada kesalahan dari anggota, yang kita hadapi itu bukan pedagang tetapi premanisme. Mereka yang melempar batu itu bukan pedagang tetapi preman yang menyusup. Kita tidak melakukan arogan untuk melindungi diri,’’ kata Baharuddin.

Atas kejadian itu, delapan petugas Satpol PP pun terluka dan tiga mobil patroli milik Satpol PP pun rusak kaca pecah. Kerusakan armada itu sudah dilaporkan ke Polresta. ‘’Kerusakan mobil kita sudah kita laporkan, termasuk tiga orang yang kita tangkap sudah kita serahkan ke Polisi semuanya,’’ kata dia.(rnl)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook