PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pengamat sosial dari Universitas Riau (Unri) Prof Dr H Ashaluddin Jalil MS mengatakan, pemerintah harus memberi pengawasan terhadap lokasi-lokasi yang menjadi tempat nongkrong kawula muda. Pasalnya, belakangan ini flyover kerap dijadikan sebagai lokasi pacaran maupun berkumpul bersama teman-teman.
‘’Ada fasilitas ruang terbuka hijau (RTH) sudah disediakan untuk duduk-duduk di sana,’’ kata mantan Rektor Unri kepada Riau Pos, Jumat (3/4).
Upaya lainnya, ungkap pria yang kerap disapa AJ itu, dengan meletakkan CCTV di sekitar flyover. Begitu melihat tanda-tanda mencurigakan, bisa langsung mengontak pihak terkait, seperti Satpol PP dan Dishub. ‘’Karena, kalau dibiarkan bakal ada kegiatan kriminal, seperti jambret, pemerasan dan segala macam,’’ ucapnya.
Maka dari itu, perlu adanya keseriusan pengelola tempat-tempat semacam RTH hingga Bandar Serai (MTQ) supaya anak muda memiliki tempat untuk mengekpresikan diri. Tentunya dengan menyediakan lokasi ramah anak muda yang tetap diawasi agar tidak kebablasan.
‘’Sedikan tempat melukis, menggambar atau bermusik. Silakan saja, kita ada Bandar Serai, bisa digunakan. Tapi jangan dilepas begitu saja, tetap diawasi,’’ jelasnya.
Karena memang budaya Melayu tidak sama seperti budaya Eropa dan Amerika. Di sana laki-laki dan perempuan bisa berkumpul dari malam hingga pagi hari tidak dipermasalahkan. ‘’Kita punya norma-norma, kecuali ada pertunjukan. Tapi tetap harus dibatasi sampai jam berapa,’’ tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, banyak anak muda di Kota Pekanbaru nongkrong di atas flyover yang ada di simpang Mal SKA, Jalan Soekarno-Hatta, Pekanbaru. Di mana, setiap pukul 20.00 sampai 00.00 WIB banyak anak muda berkumpul ataupun sebatas berfoto di pinggir tembok flyover. Ini membahayakan keselamatan mereka sendiri.(*1)