PEKANBARU (RIAUPOS.CO)-Pekanbaru sebagai kota yang tidak memiliki sumber daya alam harus mampu menjadikan sumber daya manusia menjadi andalan dalam melakukan pembangunan.
Untuk itu, agar SDM nya cerdas dan berdaya saing, maka perlu digembleng. Caranya dengan menumbuhkan minat baca sejak usia dini. Karena membaca merupakan jendela dunia. Dimana siapa yang mampu menguasai informasi pasti mampu menguasai dunia.
Melalui program literasi sekolah Kementerian Pendidikan Dasar Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT berharap mampu membudayakan membaca dan menulis. "Ini sangat penting," tegas Firdaus, Jumat (4/3).
Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh UNESCO, tentang minat baca masyarakat dan siswa. Minat baca masyarakat Indonesia itu hanya 60 persen dari populasi, jika di bandingkan dengan Malaysia sangat jauh tertinggal. Dimana negeri jiran tersebut minat bacanya mencapai 85 persen.
Sementara minat baca pelajar dan siswa, dilakukan penelitian di 65 negara di dunia. Indonesia, dari anak-anak dan pelajar rangking 64 dari 65 negara.
"Bagaimana bisa menjadi bangsa yang cerdas? kalau seperti ini," kata Firdaus. Orang nomor satu Kota Pekanbaru ini memprediksi Indonesia bisa menjadi negara maju dan punya peluang untuk menjadi negara maju pada 2030.
"Indikatornya tidak lagi membangun Indonesia ini termasuk Pekanbaru dengan kekuatan SDA, karena selama 70 tahun ini pembangunan bangsa dan negara fokus kepada SDA," jelasnya.
Dengan kondisi yang fokus kepada SDA, sehingga potensi SDM yang begitu besar terabaikan. "Akhirnya kita menjadi bangsa priyai, anak manja. Maunya senang senang saja. Kondisi seperti ini sengaja dibuat oleh bangsa-bangsa yang tidak mau melepaskan Indonesia," kata Firdaus.
Ditegaskannya, setelah sekian abad Indonesia di jajah, apakah hari ini sudah merdeka? "Belum, kita masih bangsa yang terjajah, makanya kita harus bisa berdiri sendiri, mandiri untuk semua hal," jelasnya lagi.
Oleh karena itu, dengan program literasi sekolah ini diharapkan anak-anak bangsa khususnya Pekanbaru bisa menjadi generasi yang berkualitas, sehat jasmani dan rohani serta berpendidikan dan juga dapat menguasai informasi, berperadaban, berakhlakmulia dan cinta terhadap budaya bangsa.
"Untuk bisa mencetak genarasi seperti ini budaya membaca dan menulis harusnya kita timbulkan," tuutpnya.(gus)
Editor: Yudi Waldi