Tewasnya Gilbert Dinilai Kelalaian Manajemen Mal

Pekanbaru | Sabtu, 04 Februari 2012 - 06:33 WIB

Tewasnya Gilbert Dinilai Kelalaian Manajemen Mal
Ibu Gilbert Tambunan, berduka atas wafat anaknya. (Foto: teguh prihatna/riaupos)

KOTA (RP) - Peristiwa tewasnya Gilbert Tambunan (12), warga Jalan Selamat Ujung, Kecamatan Payung Sekaki, murid kelas VI SD Witama, usai terjatuh dari Lantai III ke lantai dasar Mal Ciputra Seraya, Jalan Riau,  Kecamatan Senapelan, Kamis (2/2) sore, dinilai terjadi akibat dari kelalaian pihak mal dalam memantau keselamatan pengunjung.

Hal ini dikatakan Sekretaris Komisi I DPRD Kota Pekanbaru, Kamaruzaman saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Mal Ciputra Seraya, Jumat (3/2) siang.’’Ini kejadian yang kedua kali. Kami menganggap ini adalah kelalaian manajemen mal. Disayangkan terjadinya hal seperti ini, karena mal adalah tempat berusaha,’’ ujar Kamaruzaman.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dalam sidak ini, selain Kamaruzaman, hadir pula anggota Komisi I, Muhammad Navis, serta Ketua Komisi I, Wahyudianto yang datang belakangan. Sementara itu, manajemen Mal Ciputra Seraya diwakili oleh Building Operational Manager, Djanuar.

Mall Ciputra Seraya Pekanbaru

Pada sidak ini, rombongan dari Komisi I DPRD Kota Pekanbaru, mempertanyakan standar pengamanan yang diterapkan oleh manajemen mal.’’Saya lihat eskalator safety-nya terhadap pengunjung kurang. Seharusnya ada net (jaring) untuk mengamankan pengunjung, seperti kecelakaan kemarin,’’ kata anggota Komisi I, M Navis. Ia mencontohkan, net untuk pengamanan sudah dipasang oleh mal  yang ada di Jakarta.’’Jadi kalau ada yang jatuh, paling tidak bisa diselamatkan jika ada net,’’ lanjut Navis.

Sementara itu, Ketua Komisi I, Wahyudianto mengatakan, pihaknya tidak mencari siapa yang benar dan siapa yang salah dalam peristiwa ini.’’Tujuan kita lebih kepada investigasi untuk perbaikan sarana ke depannya. Karena kita juga dalam pembahasan Perda bangunan gedung dengan Pemerintah Kota Pekanbaru,’’ kata Wahyudianto.

Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh rombongan dari Komisi I ini, Building Operational Manager Mal Ciputra Seraya, Djanuar menjelaskan, tanpa ingin mendahului penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, kejadian ini adalah murni kecelakaan.’’Karena dari CCTV, kondisinya seperti itu. Anak itu bertiga melihat ke bawah,  dia seperti memanjat saat itu. Sangat disayangkan, dia memegang eskalator dan akhirnya terjatuh,’’ terang Djanuar.

Untuk prosedur pengamanan mal sendiri, diterangkan Djanuar pihaknya selalu memperhatikan standar operasional yang diterapkan.’’Pasti kita perhatikan safety peralatan yang beroperasi. Seperti eskalator dan lift, karena itu juga sudah ada izin operasionalnya. Untuk safety, masih-masing unit sudah ada, jika ada kecelakaan dan yang terjepit, unit akan berhenti sendiri. Semuanya kita perhatikan, karena itu memang persyaratan gedung kita sebagai public service,’’ urai Januar panjang lebar.

Dikatakannya lagi, pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih rinci bagaimana Gilbert bisa jatuh dari lantai III mal itu.’’Kita belum bisa menerangkan, karena pemeriksaan dari pihak berwenang masih berlangsung,’’ katanya.

Selain itu, menjawab penilaian bahwa pihak mal dikatakan lalai karena tidak belajar dari kejadian kecelakaan sebelumnya, Djanuar mengakatan, kejadian pertama dan kedua cukup dekat selang waktunya.’’Satu bulan jaraknya. Sudah ada antisipasi yang kita lakukan. Kita berencana menambah safety di eskalator dengan menambah brush pada sisi-sisinya sehingga kemungkinan terjepit nantinya tidak ada. Barang itu masih dipesan,’’ paparnya.

Dalam usaha evakuasi korban, Djanuar menjelaskan, pihaknya selalu mengutamakan keselamatan korban.’’Karena itu kita sering berbeda pendapat dengan wartawan, kita ingin mengamankan korban terlebih dahulu,’’ lanjutnya.

Untuk memantau di setiap lantai yang ada di mal, disiagakan 57 orang sekuriti yang dibagi dalam tiga shift.’’Yang banyak itu di lantai dasar, karena pintu masuk. Kalau untuk lantai di atasnya, kita siapkan tiga orang yang mobile,’’ lanjutnya. Usai sidak, Ketua Komisi I DPRD Kota Pekanbaru, Wahyudianto mengatakan hasil dari sidak ini akan akan menjadi catatan dan masukan bagi panitia khusus (pansus) Perda Bangunan Gedung yang saat ini sedang bekerja.’’Tidak hanya untuk mal ini, tapi juga yang lain. Jadi rasa aman tetap terjaga jika mereka ke mal,’’ ujarnya sambil mengatakan kedepan pihaknya akan memanggil pihak-pihak yang ada terkait kejadian ini.

Sementara itu, Djanuar dalam konfrensi pers pada siang harinya mengatakan, Sebagai bentuk tanggungjawab mal kepada keluarga korban, manajemen mal akan diberikan konpensasi uang duka.’’Kami tidak ada maksud untuk menutup-nutupi,’’ ujar Djanuar sambil mengatakan penyelidikan kejadian ini sedang ditangani oleh Polresta Pekanbaru, olah TKP juga sudah dilakukan.

Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Ida Ketut G SIK saat dihubungi Riau Pos membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan olah TKP di lokasi jatuhnya korban.’’Benar tadi anggota turun ke lapangan lakukan olah TKP. Tapi saya belum dapat hasilnya, karena anggota masih di lapangan,’’ ujar Kompol Ida Ketut.

Sementara itu, Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Drs R Adang Ginanjar saat dimintai tanggapannya oleh wartawan mengenai peristiwa ini mengatakan, pihaknya akan memanggil manajemen mal untuk mempertanyakan sistem keamanan yang diterapkan.’’Kita akan panggil. Bagaimana sistem keamanan di sana hingga kejadian ini bisa terjadi,’’ ujar Kombes Pol Adang.

Dikatakannya, pemanggilan manajemen mal ini juga untuk mendapat klarifikasi kronogis kejadian kasus tersebut.’’Jangan sampai ini terjadi ketiga kali. Pertama, ada yang terjepit eskalator, lalu peristiwa sekarang ini. Kita pertanyakan keamanannya. Karena, namanya anak-anak kan tidak tahu apa-apa,’’ kata Kapolresta.

Kejadian seperti ini, kata Kapolresta bisa diantisipasi jika keamanan mal melakukan pengawasan terhadap pengunjung. ‘’Kita selidiki semuanya, jangan sampai terjadi lagi,’’ tegasnya. Sementara itu, untuk mengetahui kronologis kejadian, pihak kepolisian akan mempelajari CCTV yang ada di dekat lokasi jatuhnya korban.’’Kita pelajari CCTV juga. saat ini kita sedang melakukan pemeriksaan saksi-saksi yang mengetahui kejadian tersebut dari pihak mal, keluarga korban untuk penyelidikan lebih lanjut,’’ pungkasnya.

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, kejadian tragis menimpa Gilbert Tambunan (12), warga Jalan Selamat Ujung, Kelurahan Labuh Baru, Kecamatan Payung Sekaki. Murid Kelas VI SD Witama ini tewas setelah jatuh dari lantai III Mall Ciputra Seraya, Kamis (2/2), sore sekitar pukul 18.00 WIB.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Riau Pos, pada Kamis sore yang naas itu, Gilbert datang ke Mall Ciputra beserta sang ibu untuk melihat penampilan murid-murid Yayasan Witama Penerus Bangsa, yang mengisi acara untuk memeriahkan imlek di mall tersebut.

Saat salah satu murid Witama sedang mengisi acara, korban menuruni eskalator yang ada di lantai 3 sambil mencoba menggapai lampion yang menghiasi langit-langit mall. Saat itulah diduga korban terpeleset dan jatuh.(ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook