Elpiji di Pekanbaru Terbatas

Pekanbaru | Sabtu, 04 Januari 2014 - 08:17 WIB

Elpiji di Pekanbaru Terbatas
SUSUN DAGANGAN: Pedagang elpiji di Jalan Tuanku Tambusai menyusun dagangannya, Kamis (2/1/2014). Foto: Defizal/Riau Pos.

Laporan Joko Susilo, Kotajokosusilo@riaupos.co

Jika di beberapa daerah gas elpiji 12 kilogram mengalami kelangkaan, persediaan di Pekanbaru belum langka tetapi mulai terbatas. Pasokan gas elpiji di tingkat sub agen mulai tersendat sepekan terakhir ini.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Yanti, salah satu pemilik sub agen gas elpiji membenarkannya. ‘’Pasokan gas 12 kilo memang belum datang pekan ini. Kami sudah kontak agennya tetapi belum kunjung tiba yang 12 kilogram,’’ ungkap Yanti saat ditemui Riau Pos, Jumat (3/1) di Jalan Imam Munandar.

Yanti mengaku telah mengetahui informasi kelangkaan gas elpiji 12 kilogram seperti diberitakan di media televisi. Kelangkaan gas elpiji tersebut dikhawatirkan Yanti bakal terjadi di Pekanbaru seandainya distribusi gas elpiji tidak kunjung tiba.

‘’Setidaknya setiap sepekan sekali gas datang, tetapi ini sudah sepekan belum kunjung datang. Dari agen tidak ada penjelasan yang pasti, sementara persediaan terus menipis,’’ ungkap Yanti.

Permintaan gas elpiji 12 kilogram dikatakan Yanti masih normal. Termasuk permintaan gas elpiji 3 kilogram. Karena pasokan tersendat tersebut meski permintaan tetap normal tetapi persediaan mulai menipis.

‘’Sebenarnya pembelian gas 12 kilo dan 3 kilo ya masih normal, tapi sekarang sudah menipis karena barang belum datang sudah sepekan ini,’’ tambahnya.

Terkait harga gas elpiji 12 kilogram dia jual Rp125 ribu per tabung. Sedangkan elpiji 3 kilogram sebesar Rp15 ribu. ‘’Harga ya tetap dijual normal,’’ tuturnya.

Sementara Syaibul, salah satu warga Pekanbaru yang juga PNS di Kantor Dishubkominfo Pekanbaru mengatakan, harga gas elpiji 12 kilogram tersebut sudah naik. Naiknya harga gas tersebut baru terjadi pekan ini.

‘’Saya beli gas 12 kilogram yang semula Rp125 per tabung sekarang sudah naik menjadi Rp150 ribu. Itu pun cukup sulit mencariknya. Kalau yang 3 kilo sudah naik jadi Rp20 ribu,’’ kata Syaibul kepada Riau Pos. Harga elpiji 3 kilogram normalnya Rp14 ribu-Rp15 ribu per tabungnya.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Pekanbaru, Asdalius mengaku berdasarkan pengamatan petugas Disperindag di lapangan, gas elpiji tidak terjadi kelangkaan.

‘’Gas elpiji 3 kilo dan 12 kilo masih ada, belum langka. Kan saya katakan bahwa di Pekanbaru sudah ada SPBE sendiri,’’ kata Asdalius singkat.

Pedagang Menjerit

Edri, salah seorang pedagang makanan kepada Riau Pos, Jumat (3/1) mengatakan, harga gas elpiji yang sebelumnya di beli Rp90 ribu per kilo, terasa kian mahal setelah naik menjadi Rp145 ribu per tabung 12 kg.

‘’Biasanya bisa didapat dengan harga Rp90 ribu, sehingga harga nasi satu porsinya hanya kami jual Rp7 ribu. Namun sekarang harganya selangit, sehingga tidak memungkinkan lagi dijual seharga tersebut. Kalau dinaikkan, tentu pelanggan menjadi enggan untuk kembali makan. Karena harga nasi seporsi lengkap dengan lauknya tentu baru cocok jika di jual Rp10 ribu per porsi,’’ tuturnya.

Hal senada juga dikeluhkan wati, pedagang yang biasa berjualan berbagai menu sarapan. Dia mengaku beralih menggunakan tabung gas elpiji ukuran 3 kilo.

‘’Kalau diteruskan, harga dagangan tentu terpaksa dijual mahal. Mana ada yang mau beli lontong seporsi Rp10 ribu? Begitu juga dengan miso, sehingga dikhawatirkan akan mengurangi jumlah pembeli,’’ paparnya.

Sementara itu, di pasaran harga elpiji tabung 12 Kg, dijual bervariasi, mulai Rp145 ribu hingga Rp155 ribu.

‘’Harga modalnya mencapai Rp145 ribu, tentu terpaksa kami jual seharga Rp155 ribu,’’ ujal Imah (58), pedagang yang menjual gas tersebut.

Namun katanya, harga elpiji ukuran 3 kilo masih cukup murah karena hanya dijual seharga Rp18 ribu per kilogram. ‘’Untuk yang 3 kilo masih cukup terjangkau. Sehingga banyak yang beralih ke gas tabung 3 kilo,’’ ujarnya.(*4/rnl)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook