PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pedagang kaki lima (PKL) masih terus kucing-kucingan dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru.
Kondisi ini tidak hanya dikeluhkan pedagang yang berjualan di sejumlah pasar tradisional. Namun juga pengendara yang melintas di jalan.
Seperti disampaikan Indra (32), warga Kecamatan Tampan, Kamis (2/1) malam. Menurutnya, keberadaan PKL di badan jalan sering kali ikut memicu kemacetan di jalan nasinal tersebut. Sehingga sangat dikeluhkan pengendara seperti dirinya.
‘’Kalau malam mereka selalu memakai trotoar dan bahu jalan untuk berjualan. Kadang mereka juga memarkirkan mobil yang telah dijadikan kios berjalan di bahu jalan. Sehingga kerap kali menyebabkan kemacetan. Selain itu tentu akan timbul kecemburuan dari pedaghang yang telah pindah ke pasar tradisional,’’ paparnya.
Dia berharap Satpol PP bisa melakukan penertiban terhadap pedagang yang menggunakan Daerah Milik Jalan (DMJ) untuk tempat berjualan.
‘’Satpol PP cukup sering ke sini, namun yang ditertibkan baru pedagang yang berjualan di bekas lokasi Pasar Jongkok saja. Ini mestinya bisa dilanjutkan secara mobile menyisir pedagang yang masih membandel,’’ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang tradisional, Ramon, mengaku pendapatan yang didapat saat berjualan juga ikut berkurang karena pengaruh PKL yang berjualan di DMJ.
‘’Kalau pembeli sudah mendapatkan apa yang ingin dibelinya di PKL. Tentu mereka tidak mau masuk lagi ke dalam, sehingga pendapatan kami juga ikut berkurang,’’ paparnya.(*4)