PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tepat di depan sebuah pangkalan gas CM, Jalan Kutilang, Kecamatan Sukajadi, terpajang sebuah plang harga. Plang tersebut bertuliskan harga baru dari tabung elpiji bersubsidi tiga kilogram (kg). ”LPG 3 kilogram Rp18 ribu per tabung,” begitu tulisan di plang.
Menurut pemilik pangkalan, Heri, plang tersebut baru digantinya pada 1 November lalu. Ia sendiri mendapatkan kabar tentang kenaikan Harga Eceran Tetap (HET) tersebut melalui membeli elpiji dengan harga Rp14.950 atau naik Rp950 per tabung dari sebelumnya.
Jika dihitung jumlah keuntungan yang didapat dari sebelum kenaikan dan setelah kenaikan HET, Heri mengakui lebih untung saat HET naik seperti saat ini.
”Sebelumnya kita membeli elpiji sekitar Rp14 ribu pertabung dari agen. Dengan harga jual Rp16 ribu per tabung, pangkalan hanya untung tipis sekitar Rp1.500 hingga Rp2.000 per tabung. Setelah kenaikan, keuntungan kami bisa Rp3.000 per tabung. Sekarang pangkalan bisa sedikit bernafas lega,” pungkasnya.
Dengan keuntungan tersebut pangkalan mengaku bisa memaksimalkan biaya operasional yang selama ini ditekan karena keuntungan yang dinilai tipis. Sementara itu, kenaikan harga HET elpiji 3 kilogram kali ini tidak diiringi dengan kelangkaan elpiji.
Terbukti stok lancar dan permintaan juga masih stabil. Ia sendiri memasok elpiji tiga kilogram dari agen tiga kali sepekan. Terakhir ia memasok pada Jumat (30/10) lalu. Stok sebanyak 200 tabung tersebut nyatanya habis pada Senin (2/10).
Menanggapi kenaikan elpiji tersebut, masyarakat mengaku tak keberatan. ”Asalkan tidak langka, istilahnya berapapun kami beli lah,” ujar Sriharti,warga Jalan Rajawali yang mengaku pernah membeli gas rp30 ribu.