Laporan AGUSTIAR dan JOKO SUSILO, Pekanbaru redaksi@riaupos.co
Satpol PP Pekanbaru mulai serius melakukan penertiban terhadap anak sekolah yang bolos saat jam belajar.
Setelah sebelumnya warnet, kini lokasi biliar yang menjadi target operasi (TO) razia. Dinilai dua tempat ini menjadi tujuan bolos anak sekolah yang bolos.
Dan hasilnya sekitar 11 orang pelajar tiga di antaranya wanita terjaring saat sedang asyik bermain biliar di salah satu arena biliar di Jalan Kuantan.
Lokasi razia yang dituju Satpol PP adalah biliar Hollywood Jalan Sultan Syarif Kasim dan Arena Kuantan. Dari semua pelajar mengenakan pakaian sekolah. Padalah ada aturan pengelola biliar dan usaha apapun tidak boleh membiarkan anak berseragam sekolah masuk apalagi saat jam sekolah.
Kasi Pembinaan Satpol PP Pekanbaru, Fadilah kepada wartawan, menjelaskan, razia kali ini kami mengamankan 11 orang siswa, 9 di antaranya siswa dan siswi SMA Kalam Kudus , dan dua orang lagi siswa SMP Dakwah.
‘’Mereka kami jaring di dua titik. Yaitu, di rumah biliar Hollywood Jalan Sultan Syarif Kasim dan biliar Arena Jalan Kuantan. Mereka saat kami jaring masih mengenakan seragam sekolahnya. Ini yang kita sesalkan, kenapa mereka ke tempat biliar pakai seragam. Meskipun alasannya sudah pulang sekolah tapi semestinya tidak berseragam ketika main billiar,” kata Fadilah.
Terhadap siswa yang terjaring razia ini, dikatakannya sama seperti yang sebelumnya, orang orangtuanya masing-masing dipanggil. Dan Disdik Pekanbaru juga memanggil pihak sekolah agar.
‘’Siswa seperti ini harus mendapat pembinaan. Siswa juga diminta membuat perjanjian dan pernyataan tidak mengulang kembali perbuatannya karena ini merusak,’’ ujarnya.
Pengelola biliar yang punya izin diminta agar tidak membiarkan anak sekolah bermain. “Kalau nanti saat razia kami masih menemukan ada anak sekolah maka, yang kami tindak pengelola biliarnya,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Ade Hartati mengingatkan kepada pihak sekolah untuk dapat memberikan tindakan tegas kepada anak-anak yang bolos, dan juga kepada anak-anak sekolah untuk tidak melakukan aksi bolos lagi.
‘’Pihak sekolah harus mampu membina anak didiknya, karena harapan orang tua tentu pihak sekolah mampu membina anak-anak didiknya dengan baik,’’ katanya.
Sementara kepada pengusaha biliar yang membiarkan anak sekolah masuk dan bermain di tempatnya maka ini arus ada juga tindakan tegas dari Satpol PP.
‘’Biangnya pengelola biliar, jika mereka melarang anak-anak tidak akan bermain saat jam sekolah atau tidak akan memakai seragam sekolah,’’ tutupnya.
Hanya Sanksi Ditegur dan Pemanggilan Orangtua
Dalam pada itu, tertangkapnya pelajar di warnet ketika jam pelajaran Selasa (2/9), menjadi perhatian serius Dinas Pendidikan (Disdik) Pekanbaru. Untuk itu pihaknya semakin intens untuk mensosialisasikan disiplin terhadap anak sekolah.
Kepala Bidang (Kabid) Kesiswaan Disdik Kota Pekanbaru, Hj Yetti Niza MPd mengatakan bahwa razia Satpol PP tersebut merupakan keinginan dari Disdik Pekanbaru. Dimana antara Disdik Pekanbaru dengan Satpol PP Pekanbaru sudah menjalin kerja sama sejak Mei 2013 lalu.
“Kita sudah MoU dengan Satpol PP Pekanbaru pada 3 Mei 2013 lalu. Kita ingin pelajar yang main di saat jam pelajaran ditertibkan, itu juga salah satu antisipasi dampak negatif lainya yang ditimbulkan bagi pelajar,” ujar Yetti Niza kepada Riau Pos, Rabu (2/10) kemarin.
Dikatakan dia ada tiga faktor hal tersebut dilakukan pelajar. Pelajar malas masuk sekolah karena tidak mau mengerjakaan pekerja rumah (PR) yang diberikan sekolah.
“Karena takut PR itu jadi memilih untuk tidak masuk sekolah dan memili ke warnet,” sebutnya.
Faktor lainya yakni pengaruh dari teman bermain, selanjutnya lemahnya pengawasan sekolah dan wali murid. Untuk itu kita terus intens mensosialisasikan serta memberikan pencerahan puluhan sekolah.
“Sudah 45 sekolah yang kita datangi, berharap sekolah dan orang tua sama-sama meningkatkan pengawasan terhadap anaknya masing-masing,” kata dia.
Dia mengimbau agar para orang tua lebih ketat dalam pengawasan anaknya. Karena jika sekolah tidak mungkin melakukannya karena di sekolah hanya sampai setengah hari.
Ditambah Yetti, para pelajar yang tertangkap Satpol PP kemarin tersebut tidak diberikan sanksi berat.
‘’Sanksi tidak berat dulu, kita panggil orang tuanya dulu dan kita ingatkan keras jangan sampai diulangi lagi,” katanya. Kepada masyarakat atau pemilik warnet juga diingatkan agar tetap melarang pelajar yang masuk warnet di jam pelajaran berlansung.(eca)