MELIHAT KONDISI TERKINI PEDAGANG PASAR SENGGOL

Pembangunan Tenda Terbengkalai, Masih Banyak Lapak yang Kosong

Pekanbaru | Selasa, 03 September 2013 - 11:32 WIB

Laporan LISMAR SUMIRAT, Pekanbaru

Sebulan yang lalu 224 lapak pedagang Pasar Senggol Kecamatan Tampan, ludes dilalap si jago merah, kerugian mencapai miliaran rupiah. Ini karena para pedagang sedang menyiapkan stok pakaian dalam jumlah banyak untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ahad (1/9) malam, Riau Pos mengunjungi Pasar Senggol yang berada di belakang Metropolitan City (MTC), Kecamatan Tampan. Dibandingkan sebelum terjadinya kebakaran, kondisinya sangat jauh berbeda.

Pedagang yang kini berjualan hanya sekitar 80 persen dari jumlah pedagang sebelumya. Kondisi tenda pedagang pun masih banyak yang terbengkalai, sedangkan yang telah selesai dibangun belum diisi oleh penyewanya.

Menurut penuturan Raimond, salah satu pedagang Pasar Senggol yang juga menjadi korban kebakaran yang terjadi Senin (29/7) sekitar pukul 10.00 WIB tersebut. Saat ini para pedagang menunggu realisasi tentang pinjaman tanpa agunan yang sempat mengemuka pasca kebakaran tersebut.

Walaupun nyatanya hingga kini mereka belum mendapat titik terang atas rencana bantuan berupa pinjaman tanpa agunan tersebut.

‘’Dulu kan pernah disampaikan oleh Wali Kota Pekanbaru, Firdaus yang memutuskan memberi bantuan melalui Bank BRI. Namun hinga saat ini kami belum mendapat pinjaman tanpa agunan tersebut,’’ tuturnya.

Begitu juga pembangunan tenda, para pedagang lebih banyak menggunakan dana sendiri untuk membangun tenda karena bantuan yang datang tidak mencukupi untuk membangun tenda.

‘’Sekarang ini kami terpaksa memulai dari nol lagi, sehingga lapak masih banyak yang kosong. Kalaulah kami dapat pinjaman sebanyak Rp10 juta, tetntu kami akan bisa secepatnya berkembang lagi dan mengembalikan pinjaman tersebut,’’ tambah Raimond.

Cerita miris dialami Joni (40), adik ipar Raimond yang sebelumnya menjual pakaian olahraga.

‘’Adik ipar saya kini terpaksa menumpang di rumah orangtuanya, karena ketika terjadi kebakaran, tidak ada yang tersisa dari lapak miliknya. Jika sebelumnya ia mengontrak rumah, kini jangankan untuk membayar sewa kontrakan, untuk makan pun meraka mulai kesusahan. Sebab, selain mengalami kerugian, saat ini ia juga harus menyicil hutang dari modal dagangan yang sudah terbakar,’’ terang Raimond, mengingat kondisi adik iparnya.(*4)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook