Laporan MUSLIM NURDIN, Pekanbaru muslimnurdin@riaupos.co
Dalam beberapa pekan terakhir, temperatur udara di Kota Pekanbaru pada siang hari terasa cukup panas dan menunjukkan terjadinya peningkatan suhu.
Faktor ini sangat rawan terhadap masyarakat untuk terserang penyakit batuk dan pilek atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Apalagi dengan tidak turunnya hujan dalam beberapa pekan terakhir, volume debu terus meningkat.
Berdasarkan data yang diperoleh Riau Pos pada Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dalam waktu tujuh bulan terakhir, jumlah masyarakat Kota Pekanbaru yang terserang ISPA berjumlah 41 orang.
Di antaranya pneumonia sebanyak lima kasus, asthma empat kasus, iritasi mata enam kasus dan iritasi kulit sebanyak empat kasus. Sedangkan 22 kasus lainnya berupa batuk dan pilek.
Kepala Diskes Kota Pekanbaru melalui Kasi Surveiland dan Bencana, M Nafiri MKL, kepada Riau Pos, Kamis (2/8), proses terjadinya kasus ISPA ini tidak bisa dikatakan akibat asap.
Akan tetapi ISPA bisa saja terjadi akibat terjadinya penurunan pada daya tahan tubuh masyarakat itu sendiri. Di sisi lain, meningkatnya kasus ISPA disebabkan karena adanya faktor pencetus.
‘’Yang dimaksud dengan faktor pencetus adalah, saat ini masyarakat tengah menjalankan ibadah puasa, sehingga daya tahan tubuh menurun. Faktor lainnya, ini terjadi akibat dari geografis Kota Pekanbaru, yang terkadang terjadi suhu ekstrim, terkadang panas dan terkadang hujan. Kabut dan asap juga bisa memicu terjadinya ISPA. Tapi tidak semata-mata. Tanpa kabut dan asap pun masyarakat juga bisa terseranag ISPA,’’ ujarnya.
Untuk mencegah agar tidak terkena ISPA, M Nafiri menyarankan kepada masyarakat untuk mengonsumsi vitamin, memakan makanan yang mengandung gizi dan berserat. Serta memperbanyak makan buah dan meminum air putih.(nto)