DURI (RIAUPOS.CO) -- Camat Mandau Riki Rihardi merasa terusik dengan status yang diposting akun Serdadu Langit, di laman media sosialnya beberapa hari lalu. Dalam postingnya yang di-tag ke akun Abdul dan 49 akun lain, Serdadu Langit menuding sejumlah pihak sengaja bekerja tidak optimal saat rekapitulasi suara di PPK Mandau, hingga nanti perhitungan dialihkan ke Bengkalis.
Pihaknya juga menuding Camat Mandau yang notabane adik kandung bupati sebagai tim sukses Jokowi. Dia juga dituding berperan dalam kekisruhan rekapitulasi perhitungan suara di tingkat PPK Mandau tersebut.
Menilai postingan itu sebagai fitnah yang merugikan kredibilitasnya, Camat Mandau pun bereaksi. Dia tak ingin postingan itu menggiring opini masyarakat yang ujungnya nanti tercipta imej negatif terhadap kepemimpinannya.
Makanya Camat merasa perlu memberikan klarifikasi dan membuka pintu komunikasi dengan akun tersebut sebelum kasusnya dilanjutkan ke jalur hukum.
“Kami khawatirkan fitnah ini mempengaruhi pikiran masyarakat. Makanya ini perlu diluruskan. Jangan nanti masyarakat beranggapan tuduhan ini benar. Karena tahulah situasi politik saat ini,” ujar Riki.
Kendati sudah difitnah dan dirugikan dengan status akun itu, Riki masih membuka pintu maaf bagi pemiliknya. Riki berharap pemilik akun bertanggung jawab dengan postingannya dan meminta maaf secara terbuka kepadanya selaku pimpinan di Kecamatan Mandau.
“Kami masih punya niat baik agar akun ini minta maaf secara gentleman. Datang ke kantor camat dan temui saya. Kalau tidak, kami akan laporkan ini ke pihak kepolisian sesuai dengan UU ITE, karena dalam hal ini kredibilitas saya yang dipertaruhkan,” papar Riki.
Kendati pemilik akun sudah menghapus postingan bahkan akunnya, namun Riki mengaku sudah mengantongi identitas dan lokasi pemilik akun. Begitu juga barang bukti screenshot postingan akun tersebut.
“Kami sudah koordinasi dengan pihak kepolisian. Namun langkah awalnya kita tetap buka komunikasi persuasif dengan pemilik akun agar bertanggung jawab dengan postingannya,” ungkap Riki lagi.
Pemikiran camat yang tak langsung main lapor polisi ini patut diapresiasi karena sifatnya camat ingin melakukan pembinaan kepada warganya. Namun jika peluang ini diabaikan pemilik akun, Camat tak main-main dan akan melaporkan kasus ini ke ranah hukum.
“Kami hanya ingin memberi pelajaran agar bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan. Jangan sembunyi setelah memfitnah dan merugikan nama baik orang. Akui kesalahan. Selesai masalahnya,” ujar Riki sembari mengimbau agar warga bijak menggunakan media sosial.
Sementara itu menanggapi postingan akun FB Serdadu Langit yang mencurigai sejumlah pihak sengaja mengulur waktu agar limit perhitungan suara habis dan perhitungan suara pilpres di alihkan ke Bengkalis ditanggapi serius oleh Riki.
Pihaknya tak ingin opini menyesatkan itu mempengaruhi pola pikir masyarakat lantaran persoalan kisruh rekapitulasi perhitungan suara di PPK Mandau tak terkait suara pilpres, namun suara pileg. “Ini yang perlu kita luruskan. Heboh-heboh perhitungan suara di PPK Mandau terkait suara pileg dan bukan pilpres. Tapi kenapa ini yang kemudian dikaitkan dengan kami. Kan jadi aneh dan terkesan tak mengerti persoalan,” ujar Riki menjelaskan.