Laporan HENDRAWAN dan JOKO SUSILO, Pekanbaru redaksi@riaupos.co
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pekanbaru Asdalius mengimbau masyarakat supaya mengadu ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) jika merasa dirugikan dalam pembelian gas elpiji 3 kilogram.
Gas elpiji 3 Kg di tingkat eceran dijual melebih Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14 ribu per tabung.
‘’Elpiji 3 Kg tidak boleh dijual melebih HET. Itu berlaku untuk tingkat agen resmi. Sedangkan tingkat eceran tak bisa kami sebut, masyarakat bisa mengadukan saja ke BPSK,” ungkap Asdalius kepada Riau Pos, Kamis (2/1) sambil mengangkat kedua tangannya ke atas tanda dirinya enggan menyikapi penjualan elpiji di tingkat eceran.
Disperindag Pekanbaru telah secara ketat ikut mengawasi peredaran gas elpiji subsidi tersebut. Pengawasan tersebut hanya sampai ditingkat agen, setidaknya terdapat lebih dari 400 agen elpiji khusus 3 Kg.
“Kalau di tingkat agen dijual sesuai HET. Kita tak punya sub agen, yang punya agen, warung yang diberikan izin juga agen namanya. Kalau di pengecer jual gas melebih HET itu urusan lain,” ungkapnya lagi.
Asdalius memastikan kembali jika persediaan elpiji 3 Kg di wilayah Pekanbaru masih aman. Berdasarkan pantauan Disperindag, Kamis (2/1) distribusi elpiji sampai di tingkat agen juga belum ada kendalanya.
“Informasinya di Duri iya langka (gas elpiji 3 Kg), tetapi di Pekanbaru masih aman. Kan di Pekanbaru sudah memiliki stasiun SPBE sendiri, jadi persediaan gas terpasok terus,” tuturnya.
Sementara itu, gas elpiji ukuran 12 Kg secara resmi naik, begitu juga di tingkat agen. Namun beberapa agen mengaku belum mendapat tanggapan negatif dari para pelanggannya.
Malahan, salah seorang pelanggan yang berhasil ditemui Riau Pos di salah satu agen elpiji 12 Kg di kawasan Jalan Tuanku Tambusai mengaku lebih khawatir kalau tidak kebagian jatah gas.
‘’Soal harga naik sudah pasti memberatkan kami. BBM subsidi naik yang hanya beberapa ribu saja heboh, apalagi kami harus menambah puluhan ribu lebih mahal dari harga biasa. Tapi mau bilang apa, orang macam saya ini punya usaha. Kalau tidak dapat gas lebih bahaya, bisa tidak jalan usaha. Bisa tidak makan anak-bini,’’ terang Agus, pelanggan elpiji 12 Kg, yang mengaku hanya mau mengkonfirmasi harga gas yang diketahuinya naik dari televisi.
Dari pantauan Riau Pos, di Pertamina Jalan Sisingamangaraja, seluruh agen wilayah Riau berkumpulan, tidak terkecuali dari beberapa daerah seperti di Dumai.
Tukino, Perwakilan Agen 069, mengatakan, dirinya sudah pasti mengikuti harga yang ditetapkan pemerintah. Namun dengan naiknya harga, hingga rapat bersama Pertamina selesai sekitar pukul 15.00 WIB, pihaknya tidak melakukan penjualan.
‘’Pelanggan yang mau ambil gas 12 Kg kita tahan dulu, di sini mau konfirmasi. Sekarang sudah konfirmasi sama Pertamina, mulai besok baru mungkin terlihat reaksi pelanggan (atas kenaikan, red),’’ terangnya.
Tukino menyebutkan, agennya membawahi penyaluran untuk wilayah Dumai, Siak, Bengkalis dan Pelalawan segera menyosialisikan pada pelanggan lewat sub agen. Harga untuk wilayah Pekanbaru di tingkat agen berada di kisaran Rp130 ribu per 1 tabung 12 Kg.
‘’Saya berharap Pertamina tidak menaikkan harga tapi juga menambah pasokan gas ke agen.
‘‘Soalnya pasokan gas untuk agen belum cukup untuk memasok keperluan pelanggan kami. Di perbatasan masih banyak masyarakat yang pakai gas bukan dari daerah Riau. Ini akibat dari kurangnya pasokan gas dari Pertamina daerah Riau,’’ terang Tukino.
Dia juga berharap Pertamina juga memperketat pengawasan terhadap pengoplos gas, karena praktik ini bisa merugikan agen.(eca)