Pemindahan Pabrik Karet Tugas 3 Dinas

Pekanbaru | Jumat, 03 Januari 2014 - 08:18 WIB

Laporan AGUSTIAR, Pekanbaru agustiar@riaupos.co

Proses pemindahan dua pabrik karet yang saat ini dinilai sudah tidak layak berada di pemukiman warga menjadi tugas Pemerintah Kota (Pemko) untuk di selesaikan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Untuk menyelesaikan hal ini Wali Kota (Wako) Pekanbaru Firdaus MT menyerahkan proses ini ke dinas teknis, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Badan Pelayanan Terpadu (BPT), dan juga Dinas Tata Ruang dan Bangunan.

‘’Kita memang sudah menyurati mereka (dua pemilik pabrik,red), namun baru sebatas itu saja. Dan kita berharap mereka sudah punya rencana untuk pindah,’’ kata Wako kepada Riau Pos, Kamis (2/1) di kantornya.

Sampai hari ini, Wako juga mengaku belum tahu proses lanjutannya. ‘’Karena belum mendapatkan laporan, bisa jadi prosesnya sudah jalan, dan mereka sudah siap untuk pindah. Untuk itu saya perintahkan Disperindag untuk melakukan kembali komunikasi lagi,’’ ungkap Firdaus.

Dijelaskan Wako, dari informasinya satu dari pabrik itu sudah memiliki lokasi tempat pindahnya. Dan satu lagi belum ada kabar. Saat ditanya, apakah ada rencana Pemko untuk memanggil pengelola pabrik? Wako mengaku belum, karena masih menunggu hasil komunikasi Disperindag.

‘’Target kita tentu secepatnya pabrik ini pindah, namun tergantung dari kesiapan dari pengelola pabrik itu sendiri. Dan kita tentu kita akan lebih intens lagi untuk berkomunikasi dengan mereka,’’ sebut Wako.

Dari hasil wawancara Riau Pos dengan warga sekitar pabrik yang terletak di Kecamatan Rumbai, Ani (32) menyebutkan memang selayaknya pabrik karet itu pindah saja.

‘’Kalau dulu mungkin memang karena warga masih sedikit, tapi kalau sekarang sudah banyak penduduk, jadi sudah tidak layak lagi lah, dan Pemko harus mendesak agar pabrik ini pindah dari tengah kota,’’ harap Ani yang juga merupakan pedagang jagung bakar di bawah jembatan leighton, Siak I ini.

Menurut Ani lagi, bau tak sedap yang muncul dari pabrik itu saat pagi hari, malam hari, tergantung angin. ‘’Mungkin kalau kami sudah terbiasa, tapi bagi pelanggan kami ini katanya tidak nyaman,’’ tuturnya.(lim)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook