DIDUGA MENGANTUK

Jatuh dari Fly Over, Pengendara Motor Tewas

Pekanbaru | Kamis, 02 Desember 2021 - 08:52 WIB

Jatuh dari Fly Over, Pengendara Motor Tewas
Tim Identifikasi Polresta Pekanbaru bersama Personel Polsek Tampan melakukan identifikasi di lokasi jasad pria yang terjatuh dari fly over Pasar Pagi Arengka, Jalan Soekarno Hatta, Rabu (1/12/2021). (POLRESTA PEKANBARU UNTUK RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Seorang pengendara sepeda motor, Gito (37) tewas setelah terjatuh dari jalan layang (fly over) Pasar Pagi Arengka, Jalan Soekarno Hatta simpang Jalan HR Soebrantas, Rabu (1/12) siang. Sempat beredar informasi kalau korban diduga bunuh diri dengan cara terjun dari fly over. Namun pihak kepolisian dan keluarga korban menyebutkan bahwa korban dalam keadaan mengantuk.

Sebuah video yang memperlihatkan seorang tergeletak di bawah fly over pasar Pagi Arengka pun sempat menggempar jagad maya, siang itu. Hingga muncul dugaan korban bunuh diri.


Pihak kepolisian yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) menyebut, korban saat itu sedang berangkat ke tempat kerja dan diduga mengantuk sehingga terjadi kecelakaan dan terjatuh. Informasi ini diungkapkan Kapolsek Tampan AKP I Komang Aswatama kepada Riau Pos Rabu sore. Ia membenarkan adanya kejadian orang terjatuh tersebut.

“Diperkirakan terjadi sekitar pukul 13.00 WIB atau 14.00 WIB. Korban kami duga sedang menuju tempat bekerjanya di salah satu restoran di Jalan Cipta Karya. Dan kami duga korban alam keadaan mengantuk dan menabrak pembatas jalan di fly over,” jelas AKP Komang.

Disebutkannya, korban datang dari arah Jalan Soekarno Hatta tepatnya di depan Pasar Pagi Arengka menuju Jalan Soebrabtas dengan mengendarai kendaraan jenis matic plat BM 3987 ND.

Korban diketahui bernama Gito Ardius (36) berprofesi sebagai juri parkir dan beralamat di Jalan Fajar, RT 001/ RW 010 Kecamatan Payung Sekaki.

Terpisah Kasat Lantas Polresta Pekanbaru AKP Angga Wahyu menjelaskan kronologis
kejadian tersebut. "Korban bergerak di jalan dari fly over Pasar Pagi Arengka menuju arah Utara menuju Selatan dan menabrak pembatas jalan sebelah kiri fly over. Lalu dan bersenggolan dengan sebuah mobil yang datang dari arah yang sama sehingga membuat korban terlempar dan terjatuh dari atas fly over,"jelas Angga.

Ditambahkannya, korban terjatuh dari ketinggian sekitar 8 meter dan mengalami luka di kepala serta tangan kiri patah. "Saat dibawa ke RS Sansani Pekanbaru, korban meninggal dunia dalam perawatan medis,"sebutnya.

Seorang saksi mata,  Ramhainar Jusri (33) menyebutkan, saat kejadian dirinya sedang duduk santai sambil melihat dagangannya. Ketika kedua matanya tertuju ke tembok fly over, sama-samar dirinya melihat sesuatu berwarna hitam jatuh dari atas. Sepersekian detik setelahnya, pria yang akrab disapa Ijus itu terperanjat. Ada suara hantaman keras menyusul setelah pemandangan samar-samar itu.

Ijus yang merupakan pedagang perabotan yang mulanya santai sambil duduk-duduk di bawah pohon, langsung bangkit untuk melihat apa yang jatuh. Dari kejauhan dilihatnya seseorang sudah tergeletak di aspal. Sebuah helm juga dilihatnya tergeletak tidak jauh dari lokasi.

Begitu dirinya sedikit mendekat, yang juga diikuti oleh sejumlah orang yang beraktivitas di lampu lalu lintas persimpangan tersebut, baru Ijus sadar bahwa suara keras itu berasal dari orang yang tergeletak tersebut.

"Sempat saya kira sepeda motor yang jatuh, hanya nampak hitam saja awalnya. Rupanya orang, helmnya sudah tanggal. Ada darah, saya takut lihat darah, jadi saya lihat dari jauh saja. Orang-orang di lampu merah yang membawanya ke tepi jalan dekat rumput-rumput di sana,"kata Ijus ketika ditemui di lokasi.

Kejadian ini langsung memancing keramaian. Tidak hanya di atas fly over, banyak pengendara berhenti untuk melihat di bawah. Tidak lama, sejumlah driver ojek online (ojol) bersama orang-rang di sekitar traffic light mengangkat korban ke L300. Korban dibawa ke rumah sakit terdekat.

"Waktu saya lihat dari jauh, dia seperti masih bernafas. Tapi sudah terengah-engah, mungkin sudah tersumbat darah. Soalnya darahnya di aspal banyak. Itu tadi saya yang nutup (darahnya, red) pakai pasir,"cerita Ijus sambil menunjuk lokasi jatuh.

 Ijus menyebutkan, mungkin tidak ada orang lain yang melihat langsung kejadian. Karena dari tempat dirinya duduk sampai ke simpang empat itu, tidak ada lagi lapak pedagang.

Sementara rekannya sesama pedagang perabot duduk lebih jauh darinya ke arah kawasan Panam. Para pengamen dan pedagang itu sendiri menurut Ijus baru melihat ketika ada suara benturan keras yang diduga berasal dari helm korban.

Tidak lama mengobrol dengan Ijus, dua orang dari keluarga korban jatuh dari fly over itu tiba dan berhenti di lapak Ijus. Toni (31), ipar korban, menanyakan juga kepada Ijus apakah Ijus melihat abang iparnya itu sebelum peristiwa kejatuhan.

Menurut Toni, yang datang bersama ponakan korban sekitar pukul 15.00 WIB itu, iparnya itu bernama Gito. Dia bekerja sehari-hari sebagai juru parkir (jukir) di salah satu restoran di Cipta Karya.

Toni menyebutkan, sebelum kejadian, Gito (37) sempat bercerita kepadanya soal perselisihan korban dengan pengemudi ojol di tempatnya bekerja. Namun pada malam hari sebelum kejadian, masalah itu sudah selesai karena sudah minta maaf.

"Dia sempat cerita, ada berselisih sama (pengemudi, red) ojol, tapi malamnya sudah mintak maaf lagi. Berarti tidak ada musuh. Dia sempat tidak bisa tidur, mungkin dia (jatuh) karena ngantuk,"kata Toni.

Toni sendiri datang untuk memastikan bahwa iparnya tidak dicelakai oleh orang. Selain itu dirinya juga ingin memastikan bahwa abang kandung istrinya itu bukan terjun dari fly over atau bunuh diri. Dirinya juga memastikan malam sebelumnya Gito kurang tidur. Namun dirinya ragu tidak bisa tidur karena masih kepikiran permasalahan di tempat kerja atau tempat lain.

Keluarga korban menurut Toni merasa tidak enak dengan isu yang beredar di jagad maya bahwa iparnya itu terjun atau bunuh diri. Hal itu menurutnya harus diluruskan agar tidak membuat resah pihak keluarga.

Toni dan keponakan korban yang datang bersepeda motor ke lokasi sedikit lega ketika mendengar cerita dari Ijus. Karena pria asal Kuantan Singingi ini menyebutkan, dia melihat ada goresan pada bagian belakang sepeda motor.

Kalau cerita Toni benar bahwa abang iparnya itu mengantuk, maka sebelum kejadian ada dugaan kendaraan yang dikendarai Gito itu lebih dulu menyenggol pembatas fly over sebelum dia terjatuh ke bawah.

"Waktu sepeda motornya diturunkan, saya lihat ada goresan di body bagian belakang sebelah kiri. Itu mungkin bekas senggolan di atas. Tapi polisi pasti lebih tahu soal ini,"kata Ijus.(bay/end/yls)

Laporan TIM RIAU POS, Kota

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook