PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pembangunan proyek sistem pengadaan air minum (SPAM) yang sedang berlangsung di Jalan Adi Sucipto, Kecamatan Marpoyan Damai dikeluh masyarakat sekitar. Pasalnya, usai penggalian dan penanaman pipa air, banyak lubang galian yang tidak ditutup maksimal oleh para pekerja proyek.
Pantauan Riau Pos, Rabu (31/8) di sepanjang Jalan Adi Sucipto hingga perempatan Jalan Rambutan dan Jalan Inpres, bekas lubang galian pipa air bersih di kawasan tersebut tidak dilakukan penimbunan secara menyeluruh. Banyak di antaranya dibiarkan menganga dan sebagian lagi hanya ditimbun seadanya.
Terlihat juga tumpukan tanah dari badan jalan yang digali dibiarkan menggunung di pinggir jalan, tepatnya di samping lubang galian. Kondisi ini membuat banyak pengendara motor dan mobil tidak bisa masuk ke sejumlah tempat usaha milik masyarakat sekitar.
Salah seorang warga yang berjualan gorengan Yati mengaku sangat terganggu dengan banyaknya galian dan pasir yang dibiarkan begitu saja setelah dilakukan penggalian oleh para pekerja.
Pasalnya, pasir yang digali hanya dibiarkan begitu saja. Sehingga membuat kemacetan panjang di saat jam pulang kerja, karena banyak pengendara yang memarkirkan kendaraannya di bahu jalan.
"Seharusnya kalau sudah digali ya ditutup biar kendaraan yang mau belanja bisa pakir ke pinggir. Kalau sekarang kendaraan parkir di badan jalan, sehingga sering terjadi kemacetan.Ini membuat kami susah berjualan," ucapnya.
Sementara itu, Manajer Operasional PT Pembangunan Perumahan Tirta Riau (PPTR) Henry Hartanto mengatakan, proses penimbunan akan tetap dilakukan setelah proses pemasangan pipa air bersih rampung. Meskipun begitu, dirinya juga mengucapkan permohonan maaf kepada masyarakat karena terganggu akibat proses pemasangan pipa air bersih di sejumlah jalan di Kota Pekanbaru dan juga Kabupaten Kampar.
"Kami berupaya untuk dapat bekerja secepat mungkin di area kartama. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan masyarakat atas pekerjaan kami," jelasnya.(ayi)