PEKANBARU

RAPP Taja Pelatihan Negosiasi

Pekanbaru | Rabu, 02 Maret 2016 - 10:48 WIB

RAPP Taja Pelatihan Negosiasi
PELATIHAN: Peserta serius mendengarkan pemaparan Konsultan Hukum (ASM), Andiko pada pelatihan negosiasi efektif untuk resolusi konflik sumber daya alam di Hotel The Premiere Pekanbaru, Selasa (1/3/2016).

KOTA (RIAUPOS.CO)–PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) bekerja sama Scale Up, Konsultan Hukum ASM dan Ford Foundation menaja pelatihan negosiasi efektif untuk resolusi konflik sumber daya alam di Hotel Premiere Pekanbaru, 1-2 Maret 2016. Pelatihan dua hari berturut-turut ini dibuka Direktur RAPP, Rudi Fajar, Selasa (1/3).    

Direktur RAPP, Rudi Fajar menyampaikan dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan tim eksternal RAPP khususnya yang berada di seluruh wilayah operasional perusahaan (estate estate). Dengan kemampuan yang  didapat dalam pelatihan ini, sehingga mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi dengan stakeholder secara kolaboratif dan win-win solution dengan mempertimbangkan segala aspirasi masyarakat.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Hal ini juga sejalan dengan kebijakan SFMP 2.0 atau kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan/Lestari yang dianut oleh RAPP sejak 2015 lalu,’’ujar Rudi Fajar.

Stakeholders Relations RAPP, Maringan Valentine menambahkan, pelatihan ini diikuti 35 peserta yang merupakan perwakilan divisi eksternal seluruh wilayah operasional perusahaan. Pelatihan ini menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya yakni Konsultan Hukum (ASM), Andiko, Direktur Scale Up, Harri Oktafian, praktisi sosial dan hukum adat, Emil Kleder dan antropolog, Rawa El Amady.

Marigan mengatakan, sebagai perusahaan raksasa yang bergerak di industri hutan tanaman industri (HTI), RAPP harus siap dengan berbagai kondisi yang beragam. Mulai dari tuntutan pasar di luar negeri, isu lingkungan, sosial ekonomi masyarakat setempat. Perusahaan harus bisa menekan dan meminimalisir potensi konflik.

‘’Materi pelatihan di antaranya analisa konflik yang mencakup siapa saja aktor pemicu konflik, apa saja penyebab konflik, apa kepentingan konflik. Jika analisa benar, maka penyelesaian konflik bisa lebih tepat dengan cara-cara yang lebih tepat. Selain itu, materi pelatihan berupa negosiasi konflik sekaligus stimulasi. Bagaimana membuat kesepakatan, seperti apa membangun dan menjalankan kesepakatan yang telah dibuat,’’ tambah Direktur Scale Up, Harri Oktafian.(mar)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook