Untuk diketahui, Sukardi ini sehari-hari bekerja sebagai penarik beca odong-odong. Selain belum membayar sisa uang baju Rp1.350.000, dan uang komite selama 1 tahun Rp1.800.000, juga dikarenakan jarang masuk sekolah karena ajakan temannya.
Sementara ibunda dari Mo sehari-hari bekerja sebagai pekerja cuci pakaian yang memerlukan tenaganya. ‘’Kami belum mampu untuk melunasi utang di sekolah itu,’’ tegasnya.
Berdasarkan cerita ibunda Mo, mendapat sejumlah persoalan itu, dirinya tetap meminta kepada pihak sekolah untuk tidak mengeluarkan anaknya.
‘’Oleh salah seorang guru, Wakil Kepala SMKN 1 Pekanbaru Bagian Kesiswaan Drs Efri Joni R malah mengatakan itu sudah takdir. Ini membuat saya terpukul,’’ ungkapnya.
Dikonfirmasi persoalan ini, Kepala SMKN 1 Geni Wilyarti menyebutkan dirinya tahu persoalan itu, namun bertolak belakang dengan apa yang disampaikan orangtua Mo. Ditegaskannya, pihak sekolah tidak ada mengeluarkan Mo, melainkan dipindahkan ke sekolah lain berdasarkan permintaan orangnya sendiri.