PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Horas Ipong, pemuda berusia 30 tahun mendadak hilang sejak Senin (23/11). Sudah delapan hari karyawan pabrik PT Wira Karya Pramitra (WKP), Tapung itu menghilang. Dan rencana menikah pada 6 Desember mendatang pun jadi berantakan.
Ipong/Ipung sebenarnya tidak benar-benar menghilang. Paling tidak ada dua kali muncul dan berjumpa orang lain. Namun ketika hendak dijemput oleh keluarganya, ia kembali menghilang.
Seperti diceritakan Murni Simatupang, kakak Ipong, mereka merupakan masyarakat perkebunan sawit Mataram, Tapung. Tepatnya beralamat di Jalan Teratai IV No 58, RT 009 RW 004, Kelurahan Sungai Putih, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Pada pagi awal pekan tersebut Ipong hendak ke kantor BRI di kawasan Majapahit, mengurus kartu ATM-nya yang tersedot mesin ATM.
Semenjak itu, ia tidak lagi diketahui keberadaannya. Baik pihak keluarga, Riri Febryani selaku tunangan korban sekaligus staf PT WKP, serta rekan-rekanya satu pabrik, tidak bisa mengontak lewat handphone (Hp). Diketahui saat itu Ipong pergi membawa dua Hp dan menggunakan sepeda motor Ninja. Kedua Hp-nya tidak aktif.
Baru pada hari ketiga Rabu (26/11) malam, ada seorang bernama Si Am datang ke rumah korban. Si Am tinggal di jalan simpang balak (Jl Kisaran) di sebuah rumah penjaga perkebunan sawit yang berjarak dua kilometer dari rumah Ipong. Di sinilah ternyata Ipong menitipkan motornya.
Malam itu juga keluarga Ipong, teman dan sejumlah karyawan PT WKP menuju lokasi. Namun pihak keluarga hanya menemukan motornya. Mereka pun mencoba mencari hingga pagi tapi tidak ketemu. Yang diketemukan hanya sepasang sandal Ipong yang terletak rapi dekat rawa-rawa dan sebuah pohon besar. Sekitar 300 meter dari rumah Si Am. Karena itu mereka menduga Ipong dibawa lari makhluk halus atau orang bunian.
Pencarian tetap dilakukan hari-hari berikutnya. Namun tak berhasil. Dan Ahad (29/11), ada laporan lagi tentang Ipong. Kali dari seorang ibu yang tinggal di Jalan Garuda Sakti KM 7, Kelurahan Karya Indah, Tapung. Rumah penjaga sawit itu tepatnya di belakang sebuah masjid berwarna ungu. Atau di sekitar kawasan Uka, yang masuk kawasan Kota Pekanbaru.
Menurut Murni, berdasarkan cerita Si Am dan sang ibu yang ia lupa namanya, kelurga yakin Ipong masih selamat. Namun kondisinya membuat khawatir keluarga, termasuk ibu Ipong yang langsung drop kesehatannya. "Kata mereka adik saya seperti orang linglung atau stres. Tapi kita sekeluarga tidak pernah tahu apa masalahnya," ujar Murni.
Murni juga diceritakan dua saksi tadi bahwa adiknya tidak berani melihat mobil dan orang ramai. Makanya ketika datang dan sudah dapat bantuan dari dua saksi tadi, Ipong pun pergi. Selama hari-hari itu ia banyak tidur di hutan.
Pihaknya pun sudah melapor ke Polsek Tapung dan Polres Kampar. Ia pun kemarin berencana melapor ke Polsek Tampan. Karena ada perkiraan mereka bahwa Ipong kian dekat ke kawasan Panam. Untuk itu ia berharap jika ada yang melihat atau menemukan Ipong mohon menghubungi mereka. Ciri-ciri tinggi badan 170 cm, kurus, kulit sawo matang, dan bekas jahitan di dagu. Bisa menghubungi nomor 0823 83932379 (Murni), 082285721925 (Muhammad Ali), 081268756050 (Rahmat Taufik) dan 08116614545 (Riri).(zed)