Tiga Ratus Lebih Pegawai An Namiroh dan Dayyinah Kids Ramaikan Temu Rindu Bulanan

Pekanbaru | Sabtu, 01 Oktober 2022 - 09:15 WIB

Tiga Ratus Lebih Pegawai An Namiroh dan Dayyinah Kids Ramaikan Temu Rindu Bulanan
Ketua Yayasan An Namiroh dan Dayyinah Kids Ir Muji Sutrisno memberikan tebak-tebakan berhadiah uang kepada seorang guru, Jumat (30/9/2022). (AN NAMIROH UNTUK RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tiga ratus lebih pegawai An Namiroh dan Dayyinah Kids memenuhi ruangan lantai 11 Graha Pena Riau. Kehadiran mereka sempena dengan Temu Rindu Bulanan yang bermotokan Selalu Amanah dalam Segala Situasi dan Kondisi.

Acara yang berlangsung, Jumat (30/9) dimulai dengan penampilan memukau dari sang juara silat nasional 2022 serta gerak lagu Kita Bisa dari SD An Namiroh IV Pekanbaru. Penampilan mereka disambut dengan tepuk tangan meriah para pegawai sekolah tersebut.


Selain penampilan murid SD An Namiroh IV, acara dimeriahkan juga dengan tebak-tebakan oleh Ketua Yayasan An Anamiroh dan Dayyinah Kids Ir Muji Sutrisno. Pegawai yang dipanggil kedepan oleh ketua yayasan yang berhasil menjawab tebak-tebakan diberikan hadiah berupa uang sehingga suasana ruangan menjadi gembira ria.

Ir Muji Sutrisno dalam kesempatan itu mengatakan, sekolahnya itu merupakan lembaga swasta. Lembaga swasta ini ibarat ikan yang hidup di lautan. Ini artinya, ikan yang hidup di lautan itu adalah mencari makanan sendiri.

Ikan yang hidup di lautan luas tidak lepas dari persaingan. Bahaya selalu mengintai. Jikalau lengah ikan yang kecil hidup di lautan bisa sewaktu-waktu dimangsa oleh ikan yang lebih besar seperti ikan paus atau ikan hiu.

Senada dengan itu, Kepala SMA An Namiroh Pekanbaru Syahrizul Shi MH mengatakan, Temu Rindu Bulanan yang diselenggarakan An Namiroh dan Dayyinah Kids ini bertujuan silaturahim dan menyolidkan tim. Para karyawan ini mulai dari TK, SD, SMP dan SMA. Ini merupakan pertemuan antara unit satu dengan unit yang lainnya.

"Di An Namiroh ada budaya. Budaya tersebut dengan momen ini dapat dipahami bersama serta dijalankan . Sehingga satu unit dengan unit yang lainnya pelayanan menjadi sama atau penyamaan frekuensi. Misalnya pelayanan kita bagaimana, budaya kerja kita bagaimana, itulah yang selalu diingatkan. Sehingga teman- teman selalu ingat bagaimana budaya An Namiroh diberlakukan," paparnya.(nto/c)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook