FSRMM Taja Tabligh Akbar Peran Media dalam Membangun Peradaban Umat

Pekanbaru | Selasa, 01 Oktober 2013 - 09:09 WIB

PEKANBARU (RP) - Forum Silaturrahim Remaja Masjid Muthmainnah (FSRMM) POLDA Riau menyelenggarakan Tabligh Akbar ''Peran Media dalam Membangun Peradaban Umat'' di Masjid Muthmainnah POLDA Riau, Ahad (29/9).

Tabligh akbar itu dihadiri berbagai kalangan mulai dari pelajar hingga orangtua. Mereka memenuhi masjid yang terletak di Jalan Kartini ini sejak pukul 13.15 WIB untuk menyimak materi yang disampaikan dengan format berbeda dari beberapa Tabligh Akbar yang diselenggarakan FSRMM sebelumnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Bila dahulu hanya disampaikan oleh Ustadz dan Ulama yang pakar di berbagai bidangnya, kali ini, FSRMM menampilkan salah seorang Muballigh Muda, yakni Ustadz Teguh Heriyanto.

Acara yang dibuka oleh Reza Lutfi kemudian dilanjutkan dengan Tartil Qur-an yang dibawakan oleh Irawan Deny Ananta. Segera, selaku moderator acara, Dede Kusnadi mempersilakan Ustadz Abdul Somad, Lc. MA. dan Ustadz Teguh untuk duduk di kursi yang disediakan di depan peserta Tabligh Akbar yang antusias menunggu penyampaian materi dari keduanya.

Tampilan video yang melatarbelakangi keadaan media yang senantiasa kita butuhkan pun diputar sebagai pembuka. Melihat banyaknya penyimpangan yang terjadi, pemutarbalikan fakta dan pengubahan data yang kerap terjadi dari tampilan media kekinian, menyudutkan Islam sebagai agama teroris, dll, menampilkan penyesatan besar-besaran terhadap pola pikir masyarakat, sehingga opini yang terbentuk adalah yang tidak sesuai lagi dengan Al-Qur-an dan Hadits, maka menjadi pertanyaan bagi kita, media yang bagaimanakah yang mampu mengubah peradaban umat manusia ke arah yang lebih baik?

Ustadz Abdul Somad kemudian memaparkan tentang pengertian dari kata "media" yang dalam bahasa Arab adalah "washilah" atau "jalan".

Jalan atau perantara ini tak bisa kita hindari melainkan ditempatkan pada tempatnya. Sedangkan pengertian "peradaban" yang dalam bahasa Arab merupakan "hadharah" yang berarti "hadir".

Maka jelas, yang dapat membentuk peradaban adalah mereka yang tinggal menetap (hadir di lokasi/negeri), bukan mereka yang nomaden.

Civil Society ataupun peradaban umat tentu memiliki pilar, yakni ada empat:

1. Khilafatun nubuwwah, kepemimpinan yang adil seperti Rasul saw. dan sahabat-sahabatnya

2. Ukhuwwah, ikatan persaudaraan yang kuat

3. Masjid, sebagai tempat pemersatu umat

4. as-Suq (Pasar), sebagai tempat membangun perekonomian umat

Setelah memiliki empat pilar tersebut, barulah dapat disebut beradab suatu negeri. Bagaimanakah ciri negara yang memiliki peradaban? Yang pertama adalah memiliki sarana pendidikan (yang merata untuk seluruh penduduknya), adanya jaminan keamanan, dan terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat.

Jadi, alangkah meruginya kita menilai suatu peradaban adalah peradaban sampul yang kita lihat di sekitar--hanya gedung-gedung yang menjulang tinggi sementara yang kaya semakin kaya, dan yang miskin makin terjepit.

Sesungguhnya, paradigma untuk berpikir "praktis" seperti yang demikian, yang beranggapan untuk mendapatkan yang instan saja adalah peran musuh Islam yang turut andil di dalamnya--mengubah mindset masyarakat Islam--sehingga hanya "terlihat" berkualitas dari depan sampulnya saja.

Maka, untuk menanggapi media adalah menilainya apakah media tersebut menyadarkan kita untuk bergerak maju, atau sebaliknya malah membuat kita terlena dan terlupa, sehingga lebih suka bermalas-malasan dan menerima informasi begitu saja tanpa bergeliat untuk mencari tahu kebenaran dan kemanfaatannya.

Adalah menolak mudharat/keburukan lebih diutamakan daripada meraih manfaat/faedahnya.

Selanjutnya Ustadz Teguh menyampaikan tentang peran media, mengapa musuh Islam senang untuk menggunakannya dengan maksimal? Ya, betapa tidak, media mampu menghubungkan setiap orang di muka bumi ini tanpa perlu bertatap muka secara langsung.

Sementara kenyataannya kini, media yang mampu menguasai dunia, malah bergerak menuju arus penyesatan pola pikir yang jelas bertolak belakang dengan keinginan Rabb semesta alam.

Pencitraan negatif dibentuk oleh media yang kini dikuasai Barat terhadap Islam, baik secara eksternal (Islam dianggap teroris, radikal, irasional, dll.) maupun internal (Islam dikatakan kuno, ketinggalan zaman, dll.)!

Cara-cara pengubahan paradigma ataupun opini miring tersebut hanya ampuh pada kita yang kurang beriman pun kurang berilmu.

Akibatnya akidah menjadi rusak, didangkalkan, dan bahkan diubah! Satu-satunya cara mencegah hal itu tentunya dengan mengembalikan permasalahan kita dengan mempelajari Al-Qur-an, sebagai filter ataupun sumber rujukan bagi umat manusia.

Sebaliknya yang terjadi adalah kita dijauhkan dari Al-Qur-an, bahasa Arab diasingkan, pendidikan agama minim sekali didapat di pendidikan formal, bahkan hanya ada di mimbar masjid tertentu untuk satu kali setahun! Naa'uudzubillaah.

 

Sesungguhnya kita masih kalah. Sementara Barat menyusupkan berbagai penyesatan pola pikir untuk anak cucu, generasi penerus bangsa kita melalui media, kita masih bersantai bahkan cenderung tidak memedulikan fenomena ini. Karena itu, FSRMM pun gencar menyebarkan dakwah Islam melalui media.

Akses yang mudah 24/7 akan memudahkan siapa saja membaca ayat Allaah swt yang coba kita sebar. Selain turun langsung ke masyarakat melalui mimbat, pendidikan Islam, dan lainnya, FSRMM juga memiliki media dakwah di facebook, website, twitter, siaran di berbagai radio, dan lain-lain. Tentunya hal ini tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan dan doa dari berbagai pihak.

Tuntas memberikan materi, Ustadz teguh kemudian menyerahkan sesi berikutnya kepada moderator. Setelah doa yang dipimpin oleh Ustadz Abdul Somad selesai, para peserta langsung bersegera untuk bersiap-siap menyambut adzan Ashar.

Acara hari itu selesai dengan penyampaian kultum ba'da Ashar yang pada giliran kali itu disampaikan oleh Sebri Kurnia Ali Syahputra, salah seorang kakak asuh FSRMM.

Mudah-mudahan, kita dapat mengambil manfaat dari peran media yang dapat membangun peradaban umat manusia.(rls)

Kiriman: Meutya Safitri, pengurus FSRMM Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook