KOTA (RP) - Suhu ekstrim yang terjadi di Kota Pekanbaru akhir-akhir ini mulai memicu terjadinya peningkatan kasus DBD. Bila dibandingkan jumlah kasus pada pekan ke 37 terdapat sedikit peningkatan, dari 202 kasus menjadi 207 kasus pada pekan ke 38.
Peningkatan kasus ini terjadi di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sail, Payung Sekaki dan Senapelan. Sebelumnya, pada pekan ke 37, kasus DBD yang terdeteksi di tiga kecamatan ini, seperti Sail hanya empat kasus, sekarang menjadi lima kasus, Payungsekaki 12 kasus naik menjadi 14 kasus dan Senapelan sebanyak tujuh kasus naik menjadi sembilan kasus. Namun jika dilihat dari data di 12 kecamatan, penjangkitan kasus DBD lebih mendominiasi di Kecamatan Tampan.
Berdasarkan data yang ada, sampai pekan 38, kasus DBD di Kecamatan Tampan sudah mencapai 18 kasus, sementara peringkat kedua tertinggi terjadi di Kecamatan Marpoyan Damai dengan jumlah 16 kasus, dan urutan ketiga berada di Kecamatan Payung Sekaki dengan jumlah 14 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru melalui Kasi Pengendalian Penyakit Menular Hamdan yang ditemui Riau Pos, Jumat (28/9) membenarkan tentang adanya peningkatan kasus tersebut. Menurutnya, faktor pendorong terjadinya peningkatan kasus DBD dalam beberapa pekan terakhir dikarenakan suhu yang ekstrim.
‘’Terkadang pada pagi hari cuaca cukup panas, tahunya pada malam terjadi hujan. Cuaca seperti ini sangat mendukung dalam percepatan perkembangan biakan kasus DBD. Seharusnya telur nyamuk baru akan menetas dalam waktu dua pekan, dengan kondisi suhu yang ekstrim seperti sekarang ini, dalam waktu enam hari, telur-telur dari nyamuk DBD ini bisa langsung menetas,’’ ungkapnya.(lim)