PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Jumlah pengangguran di Pekanbaru saat ini didominasi oleh lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan perguruan tinggi. Angka pengangguran pada dua lulusan tersebut mencapai 8,42 persen dari angkatan kerja.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pekanbaru Johnny Sarikoen mengungkapkan bahwa setiap tahun lulusan SMA di Pekanbaru mencapai 35 ribu orang. Ia menjelaskan, banyaknya jumlah pengangguran di Pekanbaru bukan karena keterbatasan keterampilan dan kemampuan. Tetapi disebabkan oleh jumlah lapangan kerja yang terbatas.
“Lulusan SMA saja ada 35 ribu dalam setahun. Belum lagi dari kabupaten atau kota lain. Ini bukan karena mereka tidak mampu, bukan. Tapi karena lowongan yang terbatas,” kata Johnny, Rabu (31/7).
Ditambahkan oleh Kabid Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Pekanbaru Abdul Rahim, angka 8,42 persen berada di atas persentasi pengangguran tingkat provinsi dan nasional. “Kalau di provinsi sama nasional itu sekitar lima persen lebih. Pekanbaru di atas delapan. Ini termasuk tinggi,” kata Abdul.
Dijelasnnya, persentasi tersebut dihitung dari jumlah penganggur yang dibagi dengan jumlah angkatan kerja.
Menurut Abdul, penyebab tingginya angka pengangguran pada lulusan SMA dan perguruan tinggi disebabkan oleh banyaknya lulusan yang dikeluarkan oleh universitas setiap tahunnya. Sementara jumlah lapangan kerja tidak mencukupi untuk angka tersebut.
“SMA paling banyak. Tapi hampir-hampir samalah dengan sarjana. Setiap tahun ada ribuan mahasiswa yang lulus. Lulusan perguruan tinggi itu bisa mencapai 12 ribu lulusan tiap tahun,” ujarnya.(*2)