Kadar Zat Besi Air Tinggi

Pekanbaru | Rabu, 01 Agustus 2012 - 09:28 WIB

Laporan, MUSLIM NURDIN, Pekanbaru muslimnurdin@riaupos.co

Keberadaan air bersih di Kota Pekanbaru masih dikategorikan sangat minim. Kadar air yang dipergunakan masyarakat dalam keseharian, baik untuk mencuci, minum dan makan masih belum bisa dikatakan bersih.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Karena air di Pekanbaru dinilai kadar zat besinya masih tinggi. Hal tersebut disampaikan Wali Kota Pekanbaru, H Firdaus MT dalam rapat evaluasi pelaksanaan kegiatan fisik dan non fisik di lingkungan Pemko Pekanbaru pada Senin (31/7) kemarin.

‘’Ketersediaan air bersih di Kota Pekanbaru ini masih sangat minim. Sewaktu saya masih menjabat sebagai Kepala Dinas PU di Provinsi dulu, berdasarkan hasil penelitian, itu kadar zat besi air di Pekanbru masih tinggi. Ini bisa kita lihat pada saat air yang digunakan untuk mencuci, minum dan makan itu pada waktu di endapkan dalam sebuah baskom, maka disana akan terlihat endapan berwarna kuning. Yang berbentuk seperti ini adalah merupakan zat besi. Sebenarnya air yang seperti itu sangat tidak bagus untuk di konsumsi,’’ ujarnya.

Firdaus meminta kepada Kepala Badan Lingkungan Hidup untuk melakukan pemantauan terhadap kadar air yang ada di Pekanbaru.

‘’Untuk memantau kualitas air ini tidak bisa dilaksanaan oleh sembarangan orang. Akan tetapi harus ditangani oleh orang mengerti tentang itu. Maka pada saat Mutasi kemarin kita menunjuk orang yang pas untuk duduk di bidangnya,’’ kata Firdaus.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru, Ir H Syafrudin Sayuti MSc MSTr yang ditemui Riau Pos secara terpisah mengatakan, nanti pihaknya akan mencoba untuk melakukan pengecekan terhadap kadar air bersih yang ada di Pekanbaru.

Apakah PH-nya tinggi atau tidak. Kalau dalam proses pengecekan nanti PH-nya dinyatakan tinggi, maka air tersebut tidak layak untuk di konsumsi.

‘’Kalau air itu zat besinya tinggi, usahkan untuk di konsumsi, terhadap cucian pakaian saja ini akan sangat mempengaruhi. Tadinya pakaian yang putih bisa berubah menjadi kuning. Solusinya harus melalui proses penyaring. Tapi ini juga tidak bisa untuk dilaksanakan, karena kalau setiap rumah masyarakat yang memakai itu, maka akan terasa berat,’’ ujarnya.(new)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook