JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kejadian tidak mengenakkan menimpa tim nasional Thailand kemarin. Saat hendak memasuki area Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, bus yang ditumpangi The War Elephants –julukan timnas Thailand– diserang suporter timnas Indonesia.
Akibat penyerangan itu, kaca bagian kiri bus pecah. Lalu, kaca bus sebelah kanan menyisakan bekas telapak tangan. Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Endra Zulfan menyayangkan aksi tidak sportif itu. Seharusnya suporter timnas Indonesia bisa menjamu tim tamu dengan baik.
”Kami sangat menyayangkan. Mestinya tidak boleh. Polisi masih menyelidiki lemparan itu,” ujar Endra di SUGBK, kemarin.
Endra menambahkan, bus timnas Thailand sebenarnya dikawal kepolisian. Menurut Endra, pengamanan sudah ketat.
”Sekarang para pelaku sedang dicari pihak kepolisian,” imbuh Endra.
Manajer Timnas Thailand Nualphan Lamsam atau yang akrab disapa Madam Pang tidak mempermasalahkan insiden penyerangan bus kemarin. Kejadian itu juga tidak melukai para pemain.
”Bagiku itu hanya sebuah insiden. Kami sudah melewatinya. Jadi, tidak apa-apa. Semua orang yang berada di bus baik-baik saja,” ujar Madam Pang.
Sebaliknya, dia takjub dengan atmosfer pertandingan di SUGBK. Menurut dia, suporter Indonesia sangat fanatik.
”Kami bermain di bawah tekanan. Tapi, kami akhirnya bisa mengatasinya. Saya berharap relationship antara Indonesia dan Thailand tetap terjaga dengan baik. Baik secara tim maupun penonton,” ucapnya.
Di lapangan, Indonesia gagal mengandaskan Thailand. Unggul lebih dulu lewat eksekusi penalti Marc Klok pada menit ke-50, Thailand menyamakan kedudukan melalui tendangan keras Sarach Yooyen pada menit ke-79. Padahal, Thailand bermain dengan 10 orang sejak menit ke-62. Yakni ketika Sanrawat Dechmitr mendapatkan kartu merah langsung.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman