LONDON (RIAUPOS.CO)-Serupa dengan Manchester United, tren kemenangan Manchester City ikut terhenti pada pekan ke-24 Premier League, Rabu (30/1) dini hari WIB. Jika MU ditahan imbang Burnley, maka City dikalahkan oleh Newcastle MU.
Tandang ke St James’ Park Stadium, City sebenarnya bisa unggul dengan cepat. Sergio Aguero mampu menjebol gawang Newcastle saat laga belum genap berjalan satu menit.
Namun permainan agresif yang diperagakan The Citizens tak lagi membuahkan gol di sisa waktu pertandingan. Yang ada, gawang mereka kecolongan dua kali selepas istirahat.
Newcastle menyamakan kedudukan melalui Jose Salomon Rondon. Meski dihadang rekannya sendiri, sang pemain bisa melepaskan sepakan yang mengarah ke dalam mulut gawang. Skor berubah 1-1 di menit 66.
Memasuki menit 80, City ketiban nasib sial. Mereka dihukum tendangan penalti menyusul pelanggaran yang dilakukan Fernandinho dalam area terlarang. Matt Ritchie yang maju sebagai eksekutor dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Bola menghujam ke pojok kanan gawang.
Skor 2-1 bertahan hingga bubaran. Berkat hasil ini, posisi Newcastle naik ke peringkat 14. Mereka memiliki 24 poin, masih tertinggal 32 angka dari City yang terpaku di urutan kedua klasemen sementara.
Itu merupakan pertandingan ke-100 Guardiola bersama City di Premier League. Sejak diangkat sebagai manajer City pada 2016, Guardiola mencatat 73 kemenangan, 15 hasil imbang, dan 12 kekalahan di liga.
Dengan catatan tersebut, Guardiola mengumpulkan 234 poin dari 100 pertandingan pertamanya di Premier League. Ia cuma kalah dari Jose Mourinho yang meraih 237 poin di 100 laga pertamanya di Premier League (menang 73, imbang 18, kalah 9).
Dilansir Opta, Guardiola punya catatan lebih baik bersama Barcelona dan Bayern Munchen di 100 pertandingan pertamanya di liga. Di Bayern, Guardiola mencatat 80 kemenangan di 100 laga pertamanya di liga, sementara bersama Barcelona ia meraih 79 kemenangan.
Pelatih Manchester City Pep Guardiola memastikan hasil ini bukan karena timnya menganggap enteng sang lawan.
“Tidak pernah kami menganggap enteng lawan. Ketika Anda terlibat di empat kompetisi, itu karena Anda tak meremehkan satu kompetisi atau satu tim. Saat Anda memetik 100 poin, itu karena Anda tak meremehkan satu tim pun. Kalau Anda menganggap enteng, Anda takkan ada di final Piala Liga Inggris,” ujarnya dikutip Sky Sports.
“Terkadang kami tak bermain di level yang kami inginkan, itu terjadi. Semua orang, bukan satu pemain saja. Kami tak bisa menang karena kami tak tampil di level terbaik, itu saja. Terkadang itu terjadi kok, saya bisa memahami para pemain.”
“Kami tak bermain seperti biasanya, itu kadang terjadi. Sayang sekali kami tak bisa menang. Saya menyayangi para pemain ini. Saya tahu bagaimana perasaan mereka sekarang dan saya di samping mereka, dekat dengan mereka. Ini tim yang luar biasa. Hal-hal semacam ini memang kadang terjadi,” ujar Guardiola.(eca)
(Laporan JPG, London)