PEKANBARU (RP) - Ketua Harian Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Riau, Isnurizal mengakui adanya konflik internal di organisasi mereka.
Untuk itu, dia berupaya menghentikan konflik ini agar prestasi panahan Riau di PON XVIII tidak jeblok.
“Saya bersama Muslim sudah cukup sering melakukan konsolidasi ke Ketua Umum. Namun hingga kini belum ada tanggapan nyata untuk menyatukan Perpani dan fokus terhadap pembinaan atlet tanpa harus memikirkan hal-hal lain dalam organisasi, seharusnya Ketua Umum lebih respon dengan organisasi ini,” sebut Isnurizal.
Menurut Isnurizal, karena dirinya tidak terlalu memiliki hak dalam berbagai kebijakan di organisasi maka ia menemui sedikit kendala untuk menyelesaikannya.
“Sebab yang berhak mengambil keputusan adalah ketua umum. Sementara saya tidak diberi wewenang. Kami inginnya Ketua mendudukkan semua permasalahan yang ada dan kembali mulai membicarakan prestasi,” ungkap pria yang sudah sejak tahun 90-an berada di organisasi panahan Riau itu.
Hal senada disampaikan Muslim, atlet panahan Riau yang baru saja mengundurkan diri menjadi pelatih karena ketidakjelasan kepengurusan organisasi Perpani.
“Mulai dari venue, kalau kita gencar mengurus ke PB PON maka tentunya dapat segera selesai,’’ ujarnya.
“Namun sekarang seakan tidak ada kepengurusan, makanya saya memutuskan menjadi atlet saja. Jadi saya hanya memiliki beban moral terhadap diri sendiri,” tambahnya saat ditemui bersama Isnurizal di tempat latihan para atlet Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) PON di Fakultas Hukum Unri, Panam.(egp)