JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Minim pengalaman di dunia olahraga, politikus senior Partai Golongan Karya (Golkar) Zainudin Amali justru mendapat kepercayaan menjadi menteri pemuda dan olahraga (Menpora) di kabinet periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pria yang akrab disapa ZA itu menyatakan ingin bergerak cepat mempelajari hal-hal baru yang akan ditanganinya selama lima tahun ke depan.
Sejumlah agenda besar telah menanti atlet Indonesia. Yang terdekat adalah SEA Games di Filipina akhir bulan depan. Selain itu, ada kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 dan persiapan Indonesia yang mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. ”Kalau yang sudah baik kita teruskan. Kalau yang kurang kita akan sempurnakan,” tutur ZA dalam kedatangan pertamanya di kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (23/10) lalu.
Sehari setelah serah terima jabatan (sertijab), mantan anggota DPR tiga periode tersebut melakukan road show ke tempat pelatnas cabang olahraga (cabor) panahan, atletik, dan karate. Berlanjut ke cabor tenis lapangan, angkat besi, pencak silat, hingga bola voli di Sentul pada Senin (28/10). ”Tidak mungkin hanya dengan duduk di Kemenpora kemudian bisa tahu masalah di lapangan,” ucap Menpora ke-13 dalam sejarah pemerintahan Indonesia itu Jumat (25/10).
Turun langsung ke lapangan, menurut ZA, bakal menjadi ciri khas kerjanya. Pria kelahiran Gorontalo, 16 Maret 1962, tersebut ingin memastikan kesiapan seluruh kontingen Indonesia ke SEA Games. Dalam kunjungan awal yang berlangsung relatif singkat itu, hampir setiap cabor mengutarakan keluhan serupa: pendanaan yang terlambat.
Menanggapi keluhan tersebut, ZA berjanji segera mencairkan sisa 30 persen dari dana pelatnas tiap-tiap cabor. ”Insya Allah akan cair sesuai tahapannya. Saya tegaskan bahwa tidak ada niat dari Kemenpora untuk menahan-nahan,” jelas suami Nadiah itu.
Pemilihan ZA sebagai Menpora Kabinet Indonesia Maju 2019–2024 sempat mendapat sambutan unik dari warganet. Bapak satu anak itu disebut mendobrak tradisi Menpora berkumis sejak 15 tahun silam. Tepatnya mulai Adhyaksa Dault, Andi Mallarangeng, Roy Suryo Notodiprojo, hingga Imam Nahrawi. Menanggapi hal itu, dia tertawa. Namun, ZA tak mau hanya kumisnya yang mendobrak. Dia berharap program-program kerjanya nanti juga mampu memberikan gebrakan.
Ketua DPP Partai Golkar periode 2014–2019 tersebut memprediksi akan nyaman menjalani jabatan itu. Hal tersebut diungkapkannya saat sertijab di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (24/10). ”Dari kemarin saya tidak pernah lagi diwawancarai soal politik, tapi terus ditanya soal olahraga. Kok kayaknya lebih enjoy,” ungkapnya.
”Kalau diwawancarai politik, harus berhati-hati menyampaikan, jangan sampai salah. Nah, kalau di olahraga tidak perlu hati-hati. Karena data dan faktanya ada,” tambahnya.
Sesuai dengan mandat presiden, dalam tugasnya ZA akan menaruh perhatian khusus terhadap dunia sepak bola Indonesia. Kabar baiknya, Indonesia baru terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2021. Meski begitu, masih banyak permasalahan yang harus ditangani. Sebab, secara prestasi, sepak bola Indonesia masih belum bisa bersaing di kancah internasional. ”Pak Presiden menyampaikan pesan bahwa sepak bola adalah olahraga yang menjadi favorit, baik internasional maupun bagi masyarakat Indonesia,” tuturnya.
ZA diminta mengatur pembinaan para pemain sepak bola nasional. Masalah yang begitu nyata terlihat adalah kemunduran prestasi secara drastis dari pemain muda ke senior. ZA berniat mengajak seluruh elemen pendukung sepak bola Indonesia untuk berdialog. Bertemu dengan mereka yang paham langsung kondisi di lapangan, menurut dia, bisa membantu menemukan solusi segera.
”Beliau (presiden) tekankan ke saya bagaimana menata kembali pembinaan. Kok di usia dini bagus, tetapi masuk senior selalu tak berprestasi. Apa yang salah di sini,” katanya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman