FUTSAL PRA PON RIAU XIX

Sumut dan Aceh Lolos 16 Besar, Riau Tersingkir

Olahraga | Jumat, 30 Oktober 2015 - 01:56 WIB

Sumut dan Aceh Lolos 16 Besar, Riau Tersingkir
f

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sumatera Utara dan Aceh di grup I Sumatera berhasil lolos ke babak 16 besar Futsal Pra PON XIX Jawa Barat.

Setelah dilaga pamungkas grup I menang atas pesaing-pesaingnya. Tuan rumah Aceh melibas Jambi dengan skor telak 14-2 dan Sumut menghempaskan impian Riau dengan skor 6-3.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kemenangan ini membuat tim futsal Sumatera Utara menjadi juara grup dengan nilai 9, Aceh runner up dengan nilai 6. Sementara Riau dan Jambi tercecer di peringkat ketiga dan keempat klasemen.

Tersingkirnya Riau dari grupn I Sumatera memang diluar perkiraan. Bermain agresif di laga perdana kontra Jambi. Riau harus mengalami drop mental saat meladeni tuan rumah. Dan kondisi itu juga terjadi dilaga penentuan kontra Sumatera Utara.

Kekalahan ini, memupuskan mimpi Angga Gusrianto cs berlaga di iven PON XIX 2016 di Jawa Barat.

"Anak-anak sudah berjuang maksimal, inilah hasilnya. Sebagus apapun main orang akan melihat hasil akhir," kata pelatih futsal Riau, Ranto didampingi dua asistennya, Sapriadi dan Hugo Jeska..

Ya, dilaga babak 32 besar ini, tim futsal Riau yang biasa bermain di lapangan ukuran standar 20x40m dipaksa bermain yang di luar perkiraan. Sehingga hasil latihan tidak maksimal di praktekkan di lapangan.

Sejatinya, persoalan ukuran lapangan ini memang menjadi pertanyaan bagi para peserta saat tehnical meeting digelar. Karena di nilai tidak memenuhi standar yang di tetapkan Asosiasi Futsal Indonesia.

Cuma karena situasi dan kondisinya lapangan yang ada di Nangroe Aceh Darussalam tidak memiliki GOR yang standar akhirnya tetap di sahkan  Pengawas Pertandingan (PP) AFI Pusat.

Pantauan Riaupos.co di lokasi, keberadaan lapangan memang tidak layak digunakan untuk pertandingan sekelas Pra PON. Selain ukuran, tingkat keamanannya juga sangat mengkhawatirkan.

Jarak pembatas pagar besi dan lapangan sangat minim. Sehingga dalam laga -laga yang sudah dilakoni, para peserta kerap terbentur dengan pagar besi.

"Di lapangan seperti ini permainan Riau sulit berkembang. Inilah kondisinya. Kekalahan memang sangat menyakitkan tapi harus diterima. Anak-anak tetap pulang dengan kepala tegak, karena sudah maksimal," kata Direktur Tehnik Futsal Riau Drs Abrar.

Bahkan penjaga gawang Riau Soni Harsono, terpaksa harus dirawat di RS Kesdam IM Aceh selama satu malam. Sehingga dilaga terakhir, Riau cuma bermain dengan satu penjaga gawang yang masih belia, M Iqbal Mandiri.

Laporan dan Editor: Yudi Waldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook