Laporan EDWAR YAMAN Pekanbaru edwar-yaman@riaupos.co
Pekan perdana Riau Pos Pekanbaru Basketball League (PBL) 2012 berjalan dengan lancar. Seperti yang diprediksi sebelumnya laga-laga ketat pun menjadi kenyataan, khusus di tingkat senior. Tak heran bila laga-laga itu memunculkan insiden yang banyak menuai sanksi.
Di tingkat senior juara bertahan Seiko Seiko harus mengakui seterunya musim lalu Rajawali dengan skor tipis 52-53, Jumat (27/8).
Kedua tim kejar-kejaran poin sejak kuarter pertama. Namun Rajawali yang dibesut Mario Luther ini sukses melakukan revans atas kekalahan di final musim lalu dengan keunggulan setengah bola.
Laga seru juga terjadi antara RAPP Pelalawan yang maju ke babak reguler ini setelah melewati kualifikasi. RAPP bekerja keras menghadapi Angkasa. Namun RAPP sukses meraih kemenangan dengan keunggulan satu setengah bola 70-67, Sabtu (28/4). Pada partai lainnya Chick’ n Soup mengalahkan Family 61-55.
Ketatnya persaingan di tingkat senior tahun ini membuat panitia harus kerja keras. Petugas pertandingan memang dituntut untuk bekerja maksimal. Di sisi lain para pemain, ofisial dan juga suporter juga harus tunduk kepada peraturan yang telah disepakati pada technical meeting beberapa waktu lalu.
Dari empat laga di tingkat senior, tiga pertandingan menyebabkan terjadi insiden yang melanggar aturan-aturan yang ditetapkan. Tak heran bila panitia pun harus mengambil keputusan yang berbuah sanksi.
Yang pertama laga antara Seiko Seiki versus Rajawali. Tiga pemain Rajawali yakni Zamroni, Andre Christian dan Sasferizal (12) tidak diperbolehkan main di tiga pertandingan berikutnya di musim reguler. Hal ini terkait tindak-tanduk mereka kepada petugas pertandingan. Mereka mengeluarkan perkataan yang tidak senonoh, memancing emosi petugas pertandingan, pemain lawan dan penyelenggara Riau Pos PBL. Apa yang mereka lakukan ini melanggar pasal tiga ayat 1 bab VII peraturan Riau Pos PBL 2012.
Duel Angkasa versus RAPP yang tak kalah ketatnya membuat panitia memberikan peringatan keras khusus buat suporter Angkasa.
Mereka melakukan penyerangan terhadap beberapa pemain RAPP di lapangan setelah pertandingan. Apa yang dilakukan suporter Angkasa ini sebuah tindakan yang tak terpuji. Mereka telah melanggar pasal 3 ayat 4 bab VII. Namun panitia belum memberlakukan sanksi keras, hanya sebatas peringatan.
“Apabila terulang kedua kalinya panitia akan mendiskualifikasi Angkasa dari turnamen. Ini adalah peringatan pertama dan terakhir. Kami berharap hal ini tidak terulang lagi di pertandingan berikutnya. Tidak hanya untuk suporter Angkasa, tapi juga suporter tim-tim lainnya. Tidak ada toleransi lagi,” ujar koordinator iven Riau Pos, Irjon Suera.
Duel antara Chick’n Soup versus Family yang sempat ditunda karena hujan pun juga tak luput dari kericuhan. Novri Nehru (5) dari Family dan Rahmat “Ebi” Febriansyah (55) dari Chick’n Soup dikeluarkan dari pertandingan, Sabtu (28/4). Tindakan mereka dinilai inspektur pertandingan berpotensi membuat pertandingan rusuh. Mereka pun di-reject sesuai dengan peraturan FIBA.
Panitia pun tak mau menutup mata dengan peristiwa itu. Buntutnya kedua pemain ini pun mendapat sanksi tidak diperkenankan bermain di dua pertandingan berikutnya.
“Kompetisi ini jauh dari kerusuhan dan tindakan-tindakan yang tak terpuji. Apa yang dilakukan kedua pemain ini telah melanggar pasal 3 ayat 2 bab VII. Ebi dan Nehru pun mendapat sanksi dua pertandingan, terhitung mulai pekan depan,” ujar Irjon.
Dijelaskan Irjon, sanksi-sanksi yang diberlakukan ini sudah termasuk ringan. Panitia belum memberikan sanksi denda kepada pemain dan tim yang bersangkutan.
“Namun ke depannya, jika ini terjadi lagi, apakah pemain/tim yang sudah mendapat sanksi atau belum, sanksi denda akan diberlakukan. Kami meminta kepada semua tim untuk memegang komitmen sebagaimana yang disepakati pada technical meeting berapa waktu lalu,” ujar Irjon.(das)